SUMSEL - OKU EKSPRES COM- Inflasi Sumsel pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,14 persen (mtm). Jumlah ini naik tipis dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,08 persen.
Secara tahunan, inflasi Sumsel mencapai 2,88 persen (yoy), naik dari 2,44 persen pada Juni. Meski meningkat, angka ini masih dalam rentang target inflasi nasional 2,5 ±1 persen.
Kenaikan inflasi bulan lalu dipicu oleh naiknya harga sejumlah bahan pangan utama, seperti bawang merah, tomat, cabai rawit, dan daging ayam ras. Komoditas-komoditas ini menyumbang inflasi secara berurutan sebesar 0,10 persen, 0,06 persen, 0,05 persen, dan 0,04 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Bambang Pramono mengatakan, kenaikan harga terjadi karena pasokan berkurang akibat cuaca buruk di daerah sentra produksi. Untuk daging ayam, lonjakan harga dipengaruhi naiknya harga jagung sebagai bahan baku pakan dan meningkatnya permintaan saat libur sekolah. Meski naik, inflasi Sumsel masih terkendali dan sesuai sasaran. Kami terus bersinergi bersama Pemda melalui TPID untuk menjaga stabilitas harga, katanya.
BACA JUGA:Grab Resmi Hadir di OKU Timur, Buka Lapangan Kerja dan Bantu UMKM
BACA JUGA:Lakukan Panen Raya Jagung untuk Jaga Ketahanan Pangan
Dikatakan, beragam langkah konkret dilakukan TPID, seperti operasi pasar murah, sidak ke pasar, hingga kerja sama antar daerah dengan Kabupaten Subang. Selain itu, program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) 2025 juga terus digalakkan yang menyasar tiga program GSMP Menyala untuk desa dan KWT, GSMP Goes to Panti Sosial, serta GSMP Goes to Office yang menyasar seluruh OPD.
Dikatakan, distribusi juga didukung lewat subsidi ongkos angkut dari berbagai pihak, termasuk BI, BUMN, perbankan, dan swasta. Semua langkah ini dikuatkan lewat rapat koordinasi dan publikasi informasi kepada masyarakat. Ke depan, kami terus perkuat kolaborasi lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan dan GSMP, agar inflasi tetap stabil dan ekonomi Sumsel tumbuh berkelanjutan, pungkas Bambang.