• PT Mineral Industri Indonesia: Rp11,214 triliun
• PT Pertamina: Rp9,357 triliun
• PT Telkom Indonesia: Rp9,211 triliun
• PT Bank Negara Indonesia: Rp6,277 triliun
• PT PLN: Rp3,09 triliun
Dengan mengusung konsep sovereign wealth fund ala Indonesia, Danantara menjadi harapan baru untuk mendorong investasi strategis, memperkuat efisiensi BUMN, serta mengurangi beban APBN.
Sebanyak 844 BUMN dikonsolidasi dalam satu holding besar. Langkah ambisius ini secara instan menjadikan Danantara sebagai salah satu entitas investasi negara terbesar di Asia Tenggara.
Dengan model yang secara cerdas mengacu pada kesuksesan Temasek Holdings (Singapura) dan Khazanah Nasional (Malaysia), Danantara diproyeksikan mampu mengoptimalkan pengelolaan aset dan memperbesar daya saing BUMN secara global.
Laporan Indonesia Economic Prospect (IEP) 2025 secara khusus menyoroti potensi besar Danantara dalam menarik investasi global dan mengelola aset strategis negara.
BACA JUGA:Disway Malang
BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1
Laporan tersebut juga mengingatkan pentingnya tata kelola yang akuntabel. Tujuannya agar peran Danantara tetap berpihak pada kepentingan publik. Ini adalah tantangan yang harus terus dijaga.
Danantara Tabungan Masa Depan Bangsa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, tak henti-hentinya menyampaikan optimisme tinggi terhadap peran strategis Danantara.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu, Erick menyatakan Danantara merupakan langkah fundamental dalam mengelola kekayaan negara secara berkelanjutan.
"Selama ini kita terlalu fokus pada eksploitasi sumber daya alam. Tetapi belum memiliki instrumen investasi jangka panjang. Danantara hadir sebagai tabungan masa depan bagi bangsa Indonesia," tegas Erick.