Miskin Bermartabat

Selasa 25 Feb 2025 - 21:19 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Kami banyak berbincang soal perang di Tigray. Sesekali pembicaraan berhenti. Kami terdiam. Lama. Sopir yang mengantar saya dari Makelle menyerahkan layar HP-nya. Merek Samsung. Saya baca pesan di layar hp itu.

BACA JUGA:Jus Mangga: Kaya Nutrisi dan Segudang Manfaat untuk Kesehatan

BACA JUGA:Segudang Manfaat Jus Strawberry untuk Kesehatan

"Kita jangan bicara perang. Yang baru masuk itu tentara," tulisnya.

Saya pun melirik tamu yang lagi makan sayur mentah campur saus dan roti. Makannya cepat. Lalu pergi. Kami mulai lagi bicara soal perang.

"Saya pernah sembunyi di bunker di bawah masjid. Hampir tanpa makan dan minum. Dua hari," ujar Gus Pamandu.

Bunker itu cukup untuk 50 orang. Berdesakan. Tapi tetap saja tidak aman. Tentara masuk ke bunker. Memeriksa mereka. Ketakutan. Tidak ditemukan senjata. Mereka dibebaskan.

Ganti tentara yang menguasai bunker itu. Lengkap dengan persediaan smerekanya.

BACA JUGA:Cuka Nanas: Rahasia Alami untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Efek Samping Cuka Apel yang Perlu Anda Waspadai

Desa Negash kini berpenduduk sekitar 2.000 orang. Penduduk muslimnya tinggal paling banyak 200 orang. Saat salat Jumat, masjid itu penuh.

"Sekitar 50 orang yang jumatan " ujar Gus pemandu.

Saya pilih kembali ke Makelle. Jumatan di kota itu. Waktu saya harus dihemat. Dalam perjalanan kembali ke Makelle saya minta izin ke sopir: tidak lagi duduk di depan. Kursinya terlalu tegak. Tidak bisa disandarkan. Sedikit saja sekali pun.

Saya pun menggeletakkan badan di kursi tengah. Tas merah sebagai bantalnya.(Dahlan Iskan)

Kategori :

Terkait

Rabu 12 Mar 2025 - 18:30 WIB

Air Mata

Rabu 12 Mar 2025 - 18:20 WIB

Depo Pertamina Plumpang Digeledah

Rabu 12 Mar 2025 - 18:15 WIB

Prabowo Berang Isi Minyakita Dikurangi

Selasa 11 Mar 2025 - 21:33 WIB

Wanita Danantara