Jika jagung dikonsumsi dalam bentuk olahan yang mengandung banyak garam, seperti popcorn mentega atau jagung kalengan, risiko peningkatan asupan sodium pun meningkat.
Menurut WHO, kelebihan garam dalam makanan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang menjadi salah satu faktor utama pemicu penyakit jantung dan stroke.
BACA JUGA:Kecelakaan Gerbang Tol Ciawi, Polisi Identifikasi Data Korban
BACA JUGA:Kadin Sebut Izin Pengecer Gas Elpiji Dikembalikan Keputusan Bijak
9. Reaksi Alergi
Sebagian orang bisa mengalami reaksi alergi terhadap jagung, meskipun kasusnya tidak terlalu umum. Gejalanya bisa berupa gatal-gatal, pembengkakan, atau dalam kasus yang lebih serius, kesulitan bernapas.
The American College of Allergy, Asthma, and Immunology menyebutkan bahwa reaksi alergi terhadap jagung disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh terhadap protein tertentu yang ada dalam jagung.
10. Gangguan Metabolisme
Mengonsumsi jagung dalam jumlah berlebihan tanpa diimbangi makanan lain dapat memengaruhi metabolisme tubuh.
Kelebihan karbohidrat dalam pola makan dapat membebani sistem metabolisme, sehingga menyebabkan tubuh merasa lemas dan mengalami gangguan dalam pengolahan gula serta lemak.
BACA JUGA:Sumsel Masuki Puncak Musim Hujan
BACA JUGA:Jamin Kepastian Hukum Hak Tanah
The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menjelaskan bahwa ketidakseimbangan makronutrien dapat berdampak negatif terhadap metabolisme, yang pada akhirnya bisa memengaruhi energi dan berat badan seseorang.
Jagung memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, tetapi konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai dampak negatif.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar dan seimbang dengan makanan lain agar kesehatan tetap terjaga. (*)