MURATARA - Menjelang pergantian tahun 2024-2025, petani kelapa sawit di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, menunjukkan antusiasme tinggi menyambut lonjakan harga Tandan Buah Segar (TBS).
Saat ini, harga TBS berkisar antara Rp2.800 hingga Rp3.000 per kilogram di tingkat petani, sebuah kabar gembira yang memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya di sektor perkebunan.
Sardi (45), seorang petani kelapa sawit asal Kecamatan Rupit, Muratara, mengungkapkan bahwa pendapatannya mengalami peningkatan signifikan sejak adanya lonjakan harga TBS.
Kami merasa lebih semangat dalam bertani. Semoga harga sawit tetap stabil atau bahkan bisa naik lagi, ujarnya, Sabtu (30/11).
BACA JUGA:Sriwijaya FC Tumbang 2-4 dari Persiraja Banda Aceh, Bermain Lepas Meski Hanya 10 Pemain
BACA JUGA:Ronaldo Makin Dekati Rekor Gol Legendaris Milik Pele
Kenaikan harga TBS kelapa sawit ini dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan petani, meskipun mereka masih berharap adanya dukungan lebih lanjut, seperti akses pasar yang lebih luas.
Pasalnya, fenomena harga tinggi sering kali diikuti dengan ketidakstabilan harga di tingkat petani, terutama ketika perusahaan pengolahan CPO menolak membeli TBS dengan harga yang sesuai.
"Sering terjadi, saat harga TBS naik, perusahaan pengolah CPO justru menawar dengan harga yang lebih rendah," tambah Sardi.
Sardi juga menyebutkan bahwa lonjakan harga ini terjadi setelah dilantiknya H. Prabowo Subianto sebagai Presiden RI.
BACA JUGA:Ruud van Nistelrooy Resmi Nahkodai Leicester
BACA JUGA:6 Tips Fashion untuk Tampil Modis dan Percaya Diri
Ia berharap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani dapat membawa harga TBS kelapa sawit lebih tinggi lagi.
Kami percaya kebijakan yang ada saat ini bisa meningkatkan harga sawit hingga Rp5.000 per kilogram, kata Sardi dengan penuh optimisme.