BI Diprediksi Turunkan Suku Bunga, Apa Artinya bagi Ekonomi Indonesia?

Sejumlah nasabah antre melakukan transaksi kas di hall banking Bank Mandiri. -FOTO : KRIS SAMIAJI/SUMEKS-Fadilah

OKU EKSPRES - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen pada September 2024. 

Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman, berpendapat bahwa keputusan ini didorong oleh kondisi global dan domestik.

Penurunan suku bunga ini juga didukung oleh penurunan suku bunga instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 12 bulan menjadi 7,25 persen, dari sebelumnya 7,5 persen.

"Kami memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga BI sebesar 25 bps pada September," ujar Helmi kemarin. 

BACA JUGA:HEROIK ! Pelajar Menaiki Tiang Bendera Perbaiki Tali Terbelit saat Upacara HUT RI ke 79

BACA JUGA:1.069 Warga Binaan di Sumsel Menerima Remisi Kemerdekaan, 236 Orang Diantaranya Langsung Bebas

Dia juga memperkirakan suku bunga SRBI akan mengalami penurunan yang lebih signifikan dibandingkan suku bunga acuan BI.

Helmi menjelaskan bahwa penurunan suku bunga tidak hanya terjadi pada BI Rate tetapi juga pada SRBI. Dia memperkirakan bahwa penurunan SRBI 12 bulan akan lebih dalam dibandingkan dengan BI Rate.

Dia juga menambahkan bahwa jika The Fed menurunkan suku bunga ke arah 3,25 persen hingga pertengahan tahun depan, BI Rate kemungkinan akan turun ke arah 5 persen dalam siklus penurunan suku bunga ini.

Diketahui, pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Agustus dijadwalkan berlangsung pada 20–21 Agustus 2024. 

BACA JUGA:Nikmati Kelezatan Bolu Cupu Makanan Khas Kayuagung OKI yang Telah Mendapatkan Sertifikat KIK

BACA JUGA:Klaim Didukung Golkar, M Hidayat Tinggal Tunggu PDIP untuk Calonkan Diri Maju Pilwako Palembang

Sementara itu, RDG September 2024 akan dilaksanakan pada 17–18 September 2024. Sebelumnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen pada Juli 2024, yang diputuskan dalam RDG BI pada 16–17 Juli 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa keputusan ini sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stabilitas dan merupakan langkah pre-emptive serta forward-looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025. (*)

Tag
Share