Gajah RK
Dahlan Iskan saat mengunjungi Museum Tsunami Aceh. -Foto: Disway-Gus munir
BACA JUGA:Paslon Walikota Palembang Gaet Gen Z di Warung Bubur, Angkot Jadi Panggung Diskusi
BACA JUGA:Resep Bolu Bahulu
Maka perlu ada editing agar sesuai dengan penonton masa kini.
Yang juga unik di museum ini adalah satu ruang di lantai atas: ruang gajah. Tema di ruang ini: peranan gajah dalam rehabilitasi tsunami Aceh.
Gajah ternyata memegang peran yang penting pasca tsunami Aceh. Gajahlah yang menyingkirkan benda-benda berat di wilayah tsunami.
Saat itu mobil dan alat berat belum bisa masuk. Sulit. Alat berat tidak punya kaki sefleksibel gajah.
BACA JUGA:Tumis Bunga Pepaya: Lezat, Sehat, dan Penuh Manfaat
BACA JUGA:Resep Kue Kuping Gajah
Gajahlah yang menarik kayu-kayu besar yang tumbang. Merekalah yang menyingkirkan mobil-mobil rusak yang teronggok.
Gajah-gajah itu didatangkan dari sekitar Banda Aceh. Jumlahnya tujuh ekor. Saya belum berhasil mendapat data apakah para gajah yang berjasa itu masih ada. Atau sudah banyak yang meninggal dunia.
Saya begitu ingin tahu di mana tiga gajah yang dinilai bekerja paling keras tahun itu: si Medok, si Lia, dan si Amoy.
Menurut penjelasan di ruang itu, gajah bisa berenang selama 6 jam, sejauh 50 km. Badannya yang besar membuat daya apungnya lebih besar. Gajah, hebatnya, bisa menerima 25 jenis perintah pun dari jarak 10 km.
BACA JUGA:5 Cara Mengurangi Asupan Gula Berlebihan Setelah Menikmati Makanan Manis
BACA JUGA:Tips Hindari Pikun: 7 Kebiasaan yang Dihindari oleh Lansia 70-an untuk Tetap Tajam Berpikir
Di dalam museum saya bertemu turis dari Jerman, Malaysia, dan Jakarta. Semua terkesan dengan desain karya Ridwan Kamil.