Tips Hindari Pikun: 7 Kebiasaan yang Dihindari oleh Lansia 70-an untuk Tetap Tajam Berpikir
Ilustrasi: Lansia 70-an -Photo: istimewa-ELSYA LAVIOSA
OKU EKSPRES- Meskipun tampak serupa, menjadi tua dan menua dengan pikiran yang tetap tajam adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan ini ditentukan oleh kebiasaan sehari-hari yang dilakukan seseorang.
Orang yang tetap memiliki pikiran tajam hingga usia 70-an biasanya menghindari kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dilansir dari Geediting, berikut adalah kebiasaan yang dihindari oleh mereka yang berhasil mempertahankan ketajaman berpikir di usia 70-an.
Memaksakan Diri untuk Multitasking
Orang yang tetap tajam berpikir di usia 70-an selalu membiasakan diri untuk fokus pada satu tugas dalam satu waktu. Mereka meyakini bahwa multitasking yang berlebihan dapat membebani otak, menyebabkan kelelahan kognitif, dan menurunkan produktivitas.
Mengabaikan Olahraga
Telah terbukti bahwa olahraga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Orang yang tetap berpikiran tajam hingga usia 70-an selalu menjaga rutinitas latihan fisik yang konsisten dan tidak pernah mengabaikannya.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Keunikan Putu Mayang: Resep Tradisional Nusantara yang Memikat
BACA JUGA:Tahun Ini, Pemkab OKU Timur Buka 1.436 Formasi untuk PPPK
Kurang Tidur
Orang yang tetap memiliki pikiran tajam di usia lanjut selalu memastikan kebutuhan tidurnya tercukupi. Tidur penting karena saat itulah tubuh melakukan regenerasi, termasuk menjaga fungsi kognitif.
Tidak Menjaga Pola Makan
Mereka yang menjaga ketajaman pikiran di usia lanjut umumnya memperhatikan pola makan mereka. Ini karena mereka menyadari bahwa makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi kesehatan kognitif. Biasanya, mereka menghindari makanan tinggi gula dan lemak tidak sehat, karena jenis makanan ini dapat memicu peradangan dan stres oksidatif.
Mengisolasi Diri dari Lingkungan Sosial
Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan sosial dapat membantu menjaga ketajaman pikiran karena dapat merangsang otak. Orang-orang yang tidak mengalami kepikunan di usia senja cenderung tetap aktif dalam berinteraksi sosial. Mereka menghargai hubungan yang dimiliki dengan orang-orang yang berada di sekitarnya maupun yang disayanginya.