5 Kebudayaan Palembang yang Semakin Jarang Ditemui

Reporter: Eris Munandar |

Editor: Gus Munir |

Rabu , 25 Sep 2024 - 22:34

Tradisi mengarak pengantin sudah mulai jarang ditemui. -Foto: sanggarputriseroja-Eris

5 kebudayaan palembang yang semakin jarang ditemui                             oku ekspres - seiring dengan perkembangan zaman, banyak kebudayaan tradisional palembang yang perlahan mulai ditinggalkan atau tidak lagi sepopuler dahulu.
berikut adalah 5 kebudayaan palembang yang kini semakin jarang ditemui:
adat pernikahan tradisional
ritual pernikahan adat palembang yang melibatkan beragam prosesi seperti betangas (mandi uap), midang (arak-arakan pengantin), dan tepung tawar kini semakin jarang dilakukan. 
banyak pasangan muda lebih memilih pernikahan bergaya modern yang dianggap lebih praktis dan sederhana.
baca juga:rekomendasi 5 minuman yang dapat meningkatkan kadar zat besi
baca juga:3 paslon cagub dan cawagub jakarta deklarasi kampanye damai
kuliner tradisional
beberapa hidangan khas palembang seperti gulo puan dan burgo kini semakin sulit ditemukan. hidangan-hidangan ini secara perlahan mulai tersingkir oleh masakan modern dan kuliner dari luar daerah.
rumah adat limas dan rakit
rumah limas dan rumah rakit yang dulu menjadi identitas arsitektur palembang kini semakin ditinggalkan seiring perubahan gaya hidup. 
pembangunan rumah-rumah modern lebih mendominasi, sementara rumah tradisional ini hanya tersisa di desa-desa tertentu atau dalam bentuk replika di kawasan wisata.
permainan tradisional
permainan tradisional kini semakin jarang dimainkan, terkalahkan oleh permainan online maupun offline yang lebih modern. saat ini, permainan tradisional hanya muncul pada acara-acara tertentu.
baca juga:3 tersangka korupsi anggaran blud rsud rupit rp1,04 miliar dilimpahkan ke kejari
baca juga:eks ketua rt hingga penjaga aset diperiksa kejati dalam kasus korupsi jual aset tanah yayasan batanghari sembi
bahasa palembang asli
bahasa melayu palembang juga mulai ditinggalkan, terutama di kalangan generasi muda yang lebih banyak menggunakan bahasa indonesia baku dalam keseharian. 
akibatnya, banyak anak muda yang sudah tidak lagi fasih berbahasa palembang.
kebudayaan-kebudayaan tersebut mulai tergerus oleh arus globalisasi, urbanisasi, serta modernisasi yang lebih praktis. meskipun demikian, beberapa aspek masih bertahan dalam bentuk simbolik atau dalam acara-acara resmi. (*)
baca juga:pasal judi online, kakak beradik tebas tukang ojek dengan pedang
baca juga:calon bupati musi banyuasin, hj. lucianty, kunjungi graha pena sumatera ekspres grup

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi OKU EKSPRES 26 SEPTEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan