MUI Minta Masayarakat Saling Menghormati Perbedaan Puasa
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi meminta masyarakat untuk saling menghormati perbedaan awal 1 Ramadhan 1445 H/2024 Masehi.-Photo ist-Eris
JAKARTA- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi meminta masyarakat untuk saling menghormati perbedaan awal 1 Ramadhan 1445 H/2024 Masehi.
"saudara-saudara kita dari Muhammadiyah esok hari akan melaksanakan ibadah puasa. Marilah kita bersama-sama menghormati tentang perbedaan itu," kata Jaidi di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Minggu, 10 Maret 2024.
Lebih lanjut, Jaidi meminta semua masyarakat menghargai satu sama lain dan tidak membesar-besarkan perbedaan.
"Oleh sebab itu maka kita harus saling menghormati, saling menghargai antara yang satu dengan yaang lain tidak perlu kita memperbincangkan masalah ini, dan membesar-besarkan masalah ini dalam kehidupan kita," ungkapnya.
BACA JUGA:PBNU Desak agar Israel membuka akses ke Masjid Al-Aqsa
BACA JUGA:Speedboat Terbalik, 2 Penumpang Meninggal
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, mengingatkan untuk tetap saling menghormati meski ada perbedaan pendapat dan menjaga semangat ibadah puasa walaupun berbeda tanggal memulainya.
"Saya ingin menekankan pentingnya menjaga saling menghormati dan memahami di antara kita. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan seharusnya tidak mengurangi persaudaraan kita sebagai umat Islam," tuturnya.
"Mari kita ingat bahwa Ramadan bukan hanya tentang menentukan tanggal, tetapi lebih mempersiapkan diri untuk bulan penuh berkah di mana meningkatkan takwa, kesabaran dan keikhlasan kita. Semangat Ramadan harus tetap hidup tidak peduli kapan tanggal dimulainya," jelas Ashabul Kahfi.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
BACA JUGA:Ingatkan Personil Antisipasi Potensi Rawan Kamtibmas
BACA JUGA:Masyarakat Serbu Pasar Tradisional
Sidang isbat ini melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam.
Sidang juga melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.