Waspada! Penyakit Sehari-Hari yang Bisa Berujung pada Demensia

Reporter: Gus Munir |

Editor: Eris Munandar |

Senin , 20 Oct 2025 - 15:50

Ilustrasi Penyakit Sehari-Hari yang Bisa Berujung pada Demensia-freepik-

5. Faktor Psikologis dan Sosial

Kurangnya aktivitas sosial atau keterlibatan dalam kegiatan yang merangsang fungsi otak dapat meningkatkan risiko demensia. Isolasi sosial dan kurangnya stimulasi kognitif dapat membuat fungsi otak menurun lebih cepat seiring bertambahnya usia.

6. Gangguan Kognitif Ringan (Mild Cognitive Impairment)

Gangguan ini berada di antara lupa ringan yang normal dan demensia. Meski tidak semua penderita gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi Alzheimer, banyak kasus Alzheimer berawal dari kondisi ini.

Gejalanya meliputi kehilangan memori yang lebih sering dari biasanya, kesulitan mengingat hal penting, hingga penurunan kemampuan menjalankan aktivitas sehari-hari.

7. Down Syndrome

Sebagian besar penderita Down syndrome mulai menunjukkan tanda-tanda penumpukan plak dan gejala penyakit Alzheimer saat memasuki usia paruh baya. Kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap demensia dibandingkan individu lainnya.

Menjaga kesehatan otak sangat penting untuk mencegah risiko demensia di kemudian hari. Dengan menjalani pola hidup sehat, mengontrol kadar gula dan kolesterol, serta tetap aktif secara sosial dan mental, kamu dapat membantu menjaga fungsi otak tetap optimal hingga usia lanjut.

waspada! penyakit sehari-hari yang bisa berujung pada demensia                            oku ekspres.com- demensia merupakan kondisi ketika seseorang kehilangan kemampuan berpikir, mengingat, serta fungsi mental lainnya. kondisi ini bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan kumpulan gejala yang muncul akibat gangguan atau kerusakan pada bagian otak yang berperan dalam belajar, memori, bahasa, dan pengambilan keputusan.
meskipun sering dikaitkan dengan penuaan, demensia bisa dipicu oleh berbagai penyakit yang memengaruhi kesehatan otak. diperkirakan sekitar 5–8 persen orang berusia di atas 65 tahun mengalami salah satu bentuk demensia. oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai penyakit yang berpotensi meningkatkan risiko kondisi ini.
penyakit yang dapat menyebabkan demensia
1. aterosklerosis
aterosklerosis terjadi ketika dinding arteri menebal dan mengeras akibat penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, serta zat lain dalam darah.
penumpukan ini dapat menyempitkan pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke otak. akibatnya, sel-sel otak kekurangan oksigen, mengalami kerusakan, hingga akhirnya mati, yang kemudian dapat memicu terjadinya demensia.
baca juga:waspadai kolesterol tinggi pada anak, kenali penyebab dan cara mencegahnya
baca juga:tetap bisa makan kulit ayam tanpa takut kolesterol, begini caranya
2. kolesterol tinggi
kadar kolesterol jahat (ldl) yang berlebihan dapat memperburuk kondisi aterosklerosis, yang pada akhirnya menghambat pasokan darah ke otak. situasi ini menjadi salah satu penyebab utama demensia vaskular, yaitu jenis demensia yang terjadi akibat gangguan aliran darah di otak.
3. kadar homosistein tinggi
homosistein merupakan asam amino alami dalam darah yang berperan dalam pembentukan protein. namun, kadar homosistein yang terlalu tinggi bisa menjadi faktor risiko bagi sejumlah penyakit serius, seperti alzheimer, demensia vaskular, gangguan kognitif, dan stroke.
4. diabetes
penyakit diabetes diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular. hal ini disebabkan karena diabetes berkontribusi pada munculnya aterosklerosis dan stroke — dua kondisi yang berperan besar dalam perkembangan demensia.
5. faktor psikologis dan sosial
kurangnya aktivitas sosial atau keterlibatan dalam kegiatan yang merangsang fungsi otak dapat meningkatkan risiko demensia. isolasi sosial dan kurangnya stimulasi kognitif dapat membuat fungsi otak menurun lebih cepat seiring bertambahnya usia.
baca juga:santan dan kolesterol: fakta yang sering disalahpahami banyak orang
baca juga:turunkan kolesterol dengan bawang putih, efektif atau hanya mitos?
6. gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment)
gangguan ini berada di antara lupa ringan yang normal dan demensia. meski tidak semua penderita gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi alzheimer, banyak kasus alzheimer berawal dari kondisi ini.
gejalanya meliputi kehilangan memori yang lebih sering dari biasanya, kesulitan mengingat hal penting, hingga penurunan kemampuan menjalankan aktivitas sehari-hari.
7. down syndrome
sebagian besar penderita down syndrome mulai menunjukkan tanda-tanda penumpukan plak dan gejala penyakit alzheimer saat memasuki usia paruh baya. kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap demensia dibandingkan individu lainnya.
menjaga kesehatan otak sangat penting untuk mencegah risiko demensia di kemudian hari. dengan menjalani pola hidup sehat, mengontrol kadar gula dan kolesterol, serta tetap aktif secara sosial dan mental, kamu dapat membantu menjaga fungsi otak tetap optimal hingga usia lanjut.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran OKU EKSPRES 26 OKTOBER 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan