Stroke Ringan (TIA): Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah Risiko Stroke Berat

Reporter: Gus Munir |

Editor: Eris Munandar |

Senin , 01 Sep 2025 - 14:48

Ilustrasi Stroke Ringan (TIA) -royalprogress-

Diabetes.

Kolesterol tinggi.

Penyakit jantung.

Obesitas dan kurang olahraga.

Kebiasaan merokok atau minum alkohol.

Riwayat keluarga dengan stroke.

Usia di atas 55 tahun.

Diagnosis dan Pemeriksaan Medis

Meski gejalanya menghilang dengan cepat, pemeriksaan medis tetap diperlukan. Dokter biasanya melakukan:

Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.

Pemeriksaan neurologis (bicara, koordinasi, kekuatan otot).

CT scan atau MRI otak.

Tes darah (kolesterol, gula darah, faktor pembekuan).

stroke ringan (tia): gejala, penyebab, dan cara mencegah risiko stroke berat                            oku ekspres com - banyak orang menganggap stroke ringan atau transient ischemic attack (tia) tidak berbahaya karena gejalanya cepat hilang. padahal, kondisi ini merupakan sinyal peringatan bahwa risiko terkena stroke berat bisa meningkat di kemudian hari.
meskipun tia tidak menimbulkan kerusakan otak permanen, penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
apa itu stroke ringan?
stroke ringan terjadi ketika aliran darah menuju otak terhambat sementara akibat penyumbatan pada pembuluh darah. berbeda dengan stroke biasa, sumbatan ini hanya berlangsung singkat dan biasanya hilang dalam hitungan menit hingga beberapa jam, sehingga tidak sampai merusak jaringan otak.
penyebabnya bisa berupa gumpalan darah kecil atau timbunan lemak yang menyumbat arteri otak, namun kemudian larut atau terbawa kembali oleh aliran darah. saat suplai oksigen dan nutrisi ke otak terganggu, muncul gejala seperti kelemahan pada salah satu sisi tubuh, sulit bicara, hingga kehilangan keseimbangan.
baca juga:jangan sepelekan, stroke bisa mengintai usia muda! begini cara mencegahnya
baca juga:9 faktor utama yang bisa memicu stroke, waspadai sejak dini
penyebab stroke ringan
beberapa faktor yang bisa memicu stroke ringan antara lain:
penyumbatan pembuluh darah akibat gumpalan kecil (trombus).
gangguan jantung seperti fibrilasi atrium yang memicu terbentuknya bekuan darah.
penyempitan arteri (aterosklerosis) akibat plak kolesterol.
tekanan darah tinggi yang melemahkan dinding pembuluh darah.
diabetes, yang merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penggumpalan darah.
merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, yang memperburuk kesehatan pembuluh darah.
gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan tinggi lemak jenuh, kurang olahraga, dan obesitas.
gejala stroke ringan yang harus diwaspadai
gejala tia biasanya hilang sendiri dalam waktu singkat, tetapi tetap penting untuk dikenali, seperti:
baca juga:kebiasaan sehari-hari yang bisa diam-diam tingkatkan risiko stroke
baca juga:waspada! stroke bisa mengintai di usia muda hingga dewasa
mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
sulit bicara atau memahami percakapan.
gangguan penglihatan mendadak.
pusing atau kehilangan keseimbangan.
sakit kepala hebat tanpa sebab jelas.
walau hanya berlangsung sebentar, gejala ini adalah alarm tubuh bahwa stroke berat bisa terjadi dalam waktu dekat.
faktor risiko stroke ringan
seseorang lebih berisiko mengalami tia jika memiliki kondisi berikut:
tekanan darah tinggi (hipertensi).
diabetes.
kolesterol tinggi.
penyakit jantung.
obesitas dan kurang olahraga.
kebiasaan merokok atau minum alkohol.
riwayat keluarga dengan stroke.
usia di atas 55 tahun.
baca juga:iskemia: pemicu tersembunyi stroke dan serangan jantung
baca juga:stroke hemoragik: gejala, pengobatan, dan cara pencegahannya
diagnosis dan pemeriksaan medis
meski gejalanya menghilang dengan cepat, pemeriksaan medis tetap diperlukan. dokter biasanya melakukan:
pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.
pemeriksaan neurologis (bicara, koordinasi, kekuatan otot).
ct scan atau mri otak.
tes darah (kolesterol, gula darah, faktor pembekuan).
ekg dan ekokardiografi untuk mendeteksi gangguan jantung.
penanganan stroke ringan
pengobatan tia bertujuan mencegah terjadinya stroke berat. beberapa langkah yang biasa dilakukan:
baca juga:mengenal stroke hemoragik, jenis stroke paling mematikan
baca juga:mengenal stroke, penyakit otak yang bisa menyebabkan kematian mendadak
obat-obatan
pengencer darah (aspirin, clopidogrel).
antikoagulan (warfarin, apixaban) bila terkait fibrilasi atrium.
obat penurun tekanan darah dan kolesterol.
perubahan gaya hidup
pola makan sehat rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh.
berhenti merokok dan batasi alkohol.
rutin olahraga dan kelola stres.
tindakan medis
endarterektomi karotis (operasi mengangkat plak di pembuluh darah).
angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka arteri yang menyempit.
baca juga:stroke dan disartria: ketika gangguan otak menghambat kemampuan bicara
baca juga:mengapa stroke bisa terjadi di usia muda?
pemantauan kesehatan
pemeriksaan rutin tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
pencegahan stroke ringan
langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
cek tekanan darah secara teratur.
konsumsi makanan tinggi serat (buah, sayur, biji-bijian).
olahraga minimal 30 menit per hari.
batasi makanan olahan, gula, dan lemak jenuh.
kelola stres dengan yoga atau meditasi.
komplikasi stroke ringan
jika diabaikan, stroke ringan bisa berkembang menjadi:
baca juga:gejala stroke ringan yang harus diwaspadai sejak dini
baca juga:fakta dan mitos seputar penyakit stroke yang perlu kamu ketahui
stroke berat.
kerusakan otak permanen.
gangguan kognitif dan daya ingat.
masalah bicara dan penglihatan.
kesulitan keseimbangan.
gangguan emosional dan depresi.
stroke ringan bukanlah kondisi sepele. meski gejalanya cepat hilang, tia adalah peringatan dini stroke berat. diagnosis cepat, pengobatan tepat, dan perubahan gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah komplikasi berbahaya.