Dewa Umat

Dewa Umat-Photo: istimewa-Gus munir

Pun tempat tidur di wisma di belakang kelenteng itu: diperbarui. Soedomo membeli 1.500 tempat tidur sisa proyek Covid-19. Pengunjung yang menginap di situ tidak lagi tidur di lantai.

"Kebanyakan tamu yang bermalam adalah orang-orang tua. Kalau tidur di lantai mereka sulit ketika ingin berdiri. Maka kami belikan 1.500 tempat tidur," ujar Soedomo lewat sambungan telepon internasional. Ia sedang di Polandia. Ia diundang temannya ke sana: pengusaha besar Polandia.

Si Polandia pernah ke Bali. Ia kagum berat dengan Bali. Maka begitu pulang ke Polandia ia bikin tempat wisata. Persis seperti di Bali. Patung-patungnya pun didatangkan dari Bali. Soedomo sendiri adalah konsul kehormatan Polandia di Surabaya.

BACA JUGA:Minum Jus Tomat Rutin, Ini yang Terjadi pada Tubuhmu

BACA JUGA:Rahasia Keripik Singkong Renyah dan Gurih, Bisa Dibuat Sendiri di Rumah!

Soedomo yang menanggung semua biaya perbaikan toilet dan wisma kelenteng. Tidak diambil dari uang kelenteng. Soedomo sendiri yang bayar –bersama donatur lain yang juga teman-temannya.

Keadaan tenang itu berlangsung sampai usai Pemilu 2024. Di Pemilu itu tokoh Tionghoa asal Tuban, Go Tjong Ping, gagal terpilih kembali sebagai anggota DPRD Jatim. Ia sudah dua periode menjadi anggota dewan. Dari PDI-Perjuangan. Namanya terkenal di Tuban.

Meski dua periode menjadi anggota DPRD, Tjong Ping tidak terlihat kaya. Ia orang jujur. Tidak mau "ngobyekkan" kursi. Orangnya mudah bergaul.

Hobi Tjong Ping memotret siapa saja dalam suatu acara. Foto-foto hasil jepretannya dirangkum dalam satu album bergerak. Album itu dikirim ke teman-temannya yang ada di foto. Saya sering mendapat kiriman seperti itu. Menyenangkan.

BACA JUGA:Resep Keripik Singkong Pedas Menggoda, Gurihnya Bikin Ketagihan!

BACA JUGA:Sajian Tongkol Suwir Pedas, Cocok untuk Stok Lauk Harian!

Setelah tidak terpilih lagi di Pemilu, Tjong Ping kelihatan biasa-biasa saja. Tidak terlihat stres. Masih tetap ramah dan bersosialisasi.

Tapi Tjong Ping jadi ingat: kelenteng Tuban sudah waktunya dikembalikan ke orang Tuban. "Kok kelenteng Tuban ditangani orang Surabaya," katanya seperti dimuat media.

Tjong Ping juga ingat kepemimpinan orang Surabaya itu sifatnya sementara. Seharusnya sudah berakhir. "Sudah harus diserahkan kembali ke umat di Tuban akhir tahun lalu," ujar Tjong Ping kepada saya.

Tiga tokoh Surabaya itu pun tidak masalah. Silakan saja diambil alih. Asal tidak bertengkar lagi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan