Ahli Tafsir

Ahli Tafsir-Photo: istimewa-Gus munir
Malam itu saya tinggal di Indianapolis. Ada acara di situ. Utusan beberapa negara hadir. Saya pun punya waktu kosong setengah hari: ingin ke Purdue University.
Saya ingin melihat penelitian kedelai dan jagungnya. Lalu berkendara ke kampusnya Audry di Notre-Dame. Maya harus mengemudi enam jam di setengah hari itu.
"Pukul berapa salat Jumat di Notre-Dame?" tanya saya ke Prof Mun'im.
BACA JUGA:10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Diabaikan, Nomor 4 Mengejutkan!
BACA JUGA:8 Jenis Jalan Kaki yang Ampuh Turunkan Berat Badan
"Pukul 14.30," jawabnya.
"Menurut Google saya baru akan tiba pukul 14.20. Bagaimana kalau bertemunya di masjid saja?"
Prof Mun'im setuju.
Awalnya kami janjian bertemu di kampus Notre-Dame. Tapi perkuliahan lagi libur. Salat Jumat di kampus Katolik itu ditiadakan. Kami pun bertemu di masjid di luar kampus.
Waktu tiba di masjid, khotbah sedang berlangsung. Dalam bahasa Inggris. Masjidnya bangunan segi empat seperti gedung perkantoran. Dua lantai. Penuh semua.
Itu seperti Islamic Center. Di sebelah masjid ada halaman seluas lapangan basket. Lalu ada gedung lain sebesar masjid. Di situlah kegiatan sosial muslim South Band berlangsung.
BACA JUGA:Prabowo dan PM Li Qiang Saksikan Penandatanganan 4 Kerja Sama Ekonomi
BACA JUGA:49 Pati Polri Naik Pangkat, Dua Jenderal Sandang Bintang Tiga
Selesai salat Jumat halaman penuh. Belum bertemu Prof Mun'im.
"Saya duduk di dingklik panjang di halaman," tulis saya ke Mun'im. "Kita makan dulu," kata saya setelah bersalaman dan cipika.