Debu PLTU BNYE Diduga Ancam Kesehatan Warga

Puluhan warga Desa Terusan mendatangi aula PLTU Bakti Nugraha Yuda Energy (BNYE), Selasa, 22 April 2025 akibat dugaan pencemaran debu. -Foto: Istimewa-Eris
BATURAJA - Puluhan warga Desa Terusan mendatangi aula PLTU Bakti Nugraha Yuda Energy (BNYE), Selasa, 22 April 2025, dalam aksi tuntutan tersebut akhirnya berakhir dengan audiensi terbuka.
Mereka menuntut tanggung jawab atas dugaan pencemaran udara yang dinilai semakin parah dalam beberapa bulan terakhir akibat debu hasil produksi PLTU.
“Debunya makin parah, kami sudah tidak tahan. Banyak anak-anak kami sakit, bahkan ada yang dirawat di rumah sakit,” tegas Iwan, perwakilan warga, didampingi M. Pani.
Menurut warga, permasalahan ini bukan hal baru. Sejak tahun 2021, diduga debu dari PLTU disebut telah mencemari lingkungan, namun pada 2025 kondisinya makin mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Ratusan Warga OKU Menjanda Akibat Medsos hingga Judi Online
BACA JUGA:Debat Santri
Selain kesehatan, warga juga mengeluhkan kerusakan rumah, dengan dinding dan atap yang diselimuti lapisan debu tebal.
Menanggapi desakan warga, Manajer Operasional PLTU BNYE, Basuki, mengakui adanya kebocoran debu selama proses pemeliharaan fasilitas.
Ia menyebut perbaikan sedang dilakukan dan ditargetkan selesai dalam waktu dua hingga tiga bulan.
“Kami akan mulai menyalurkan bantuan pada Mei 2025, meliputi bantuan kesehatan, sembako, dan ganti rugi kerusakan,” ujar Basuki.
BACA JUGA:Gol Tunggal Dani Olmo Bawa Barcelona Makin Kokoh di Puncak Klasemen
BACA JUGA:Lamine Yamal Raih Penghargaan Laureus Breakthrough Award 2025
Namun, ia juga menegaskan bahwa tingkat pencemaran masih berada dalam batas aman berdasarkan baku mutu lingkungan.
Meski demikian, pengakuan pihak PLTU belum sepenuhnya meredam keresahan warga. Mereka berharap tindak lanjut dilakukan secepatnya dan bukan sekadar janji.