Tarif Tarifan

Meme yang dibuat dari AI menyindir kebijakan tarif bea masuk Donald Trump. -fhoto: istimewa-Gus munir
Ketika tim nego dari Jepang tiba di Washington DC, yang memimpin ''hanya'' setingkat menteri. Lawan bicara dari pihak Amerika pun setingkat di bawah menteri.
BACA JUGA:Lepas dari Sule, Nathalie Holscher Ingin Menikah Lagi
BACA JUGA:Tak Terbendung! JUMBO Jadi Film Animasi Terlaris di Asia Tenggara
Tapi karena Jepang dianggap sangat istimewa, Presiden Trump tiba-tiba masuk ruang negosiasi. Memuji Jepang. Mencela Jepang. Memberi arahan mengenai perdagangan dua negara. Lalu mempersilakan tim untuk meneruskan pertemuan.
Belum ada keputusan untuk Jepang: turun atau naik. Trump memang jago negosiasi tapi Jepang juga dikenal ulet, tidak mudah menyerah. Apalagi Jepang tahu: masih ada waktu hampir 90 hari. Untuk apa buru-buru. Belum tentu Trump tidak berubah dalam 90 hari ke depan.
Vietnam pulang dari negosiasi dengan kecewa. Tidak ada perubahan dari tarif 46 persen. Pun Indonesia. Kecewa. Justru dinaikkan begitu tinggi.
Lalu giliran tim Italia yang datang. Kelihatannya juga sekalian membawa misi atas nama Uni Eropa.
BACA JUGA:Waspadai 5 Penyebab Bangun Karena Lapar di Malam Hari
BACA JUGA:Tips Mengatasi Perut Kembung Setelah Minum Kopi
Sampai saya menulis naskah ini belum ada hasil untuk Italia dan Uni Eropa: naik atau turun.
Yang jelas Trump sudah berhasil membuat banyak negara antre datang ke Amerika. Setelah menunda keputusan tarif tingginya selama 90 hari, kini Trump bisa dengan menepuk dada menanti semua negara yang ingin negosiasi dengannya.
Berarti dalam 90 hari ke depan keadaan masih belum menentu. Itulah yang membuat pasar uang dan saham masih bersikap wait and see.
Selama tidak menentu itu pula, di dalam negerinya berkembang demo dan tuntutan hukum. Gubernur California menggugat Trump ke pengadilan: tarif Trump itu ilegal.
BACA JUGA:Resep Tumis Caisim Telur Bawang Putih Sederhana
BACA JUGA:Pakcoy, Sayuran Renyah yang Kaya Manfaat untuk Tubuh