Tarif Tarifan

Meme yang dibuat dari AI menyindir kebijakan tarif bea masuk Donald Trump. -fhoto: istimewa-Gus munir

Saya pun berhenti mengikuti perkembangan angka-angka kegilaan seperti itu. Seperti main-main. Seperti lagu pacar-pacarannya PMR. Jangan-jangan tarif itu akan saling dinaikkan terus sampai gila beneran, 1.000 persen.

Kini berbagai negara berlomba menyembah Trump. Setidaknya mengambil hatinya. Termasuk Indonesia. Vietnam berencana tidak mengenakan tarif sama sekali untuk barang Amerika. Harapannya: Amerika senang.

Indonesia juga menyiapkan langkah untuk menyenangkan Trump. Kalau perlu tidak lagi mensyaratkan TKDN yang ketat. TKDN harus dibuat yang fleksibel. Begitu kata Presiden Prabowo.

Indonesia juga tidak perlu ada kuota-kuotaan. Bebaskan saja. Siapa pun boleh impor apa pun.

BACA JUGA:Korban EDCCash: Tolong Kami Pak Prabowo!

BACA JUGA:Kopi Robusta jadi yang Terbaik

Presiden Prabowo sendiri yang menegaskan itu. Yakni saat berdialog dengan para pelaku ekonomi sebelum bertolak melakukan lawatan ke Turki dan ke kampung halaman keduanya, Jordania.

Dengan modal kebijakan baru itulah Indonesia berani mengirim delegasi ke Amerika. Yakni untuk menegosiasikan tarif 32 persen yang dikenakan Amerika untuk barang dari Indonesia.

Hasilnya: sial banget. Tarif untuk Indonesia justru dinaikkan menjadi 47 persen. Negosiasi yang gagal total.

Tentu Trump masih ''memberi angin'' pada Indonesia: untuk negosiasi tahap berikutnya. Siapa tahu bisa turun. Atau justru akan dinaikkan lagi.

BACA JUGA:Lanjutkan Pelayanan Kesehatan Secara Masif

BACA JUGA:Lalai Saat Manuver, Kapten Tugboat Terancam jadi Tersangka

Trump sejak muda memang sudah menyebut dirinya jago negosiasi. Jago membuat ''deal''. Ia bangga dengan keistimewaannya itu. Ia agung-agungkan kelihaiannya dalam negosiasi. Bahkan kalau perlu sampai menggertak untuk membawa partner ke jalur hukum.

Trump dikenal sebagai pengusaha yang paling banyak mengadukan partner bisnisnya ke pengadilan.

Tentu dalam seni negosiasi itu Trump juga akan melihat siapa yang datang. Level apa. Lalu ia memutuskan siapa dari pihak Amerika yang akan melayani tim tamu negosiasi itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan