Relawan Jantung

Operasi bedah jantung di rumah sakit vertikal di Kupang. -Foto: Istimewa-Gus munir
Kasus kelainan dua katup seperti Bu Windy itu jarang. "Sekitar 10 persen dari keseluruhan kelainan katup," ujar Paul.
RSUP dr Soetomo Surabaya, katanya, pernah melakukan penelitian penyebab kerusakan katup itu. Sebagian penyebabnya adalah akibat sakit rematik ketika masih anak-anak: usia 4 atau 5 tahun. Lantas di usia 30 atau 40 tahun membuat katup jantungnya bermasalah.
Rematik itu menyerang imun-biologis. Itu yang bisa menyebabkan kerusakan katup jantung. Mula-mula ke katup mitral dulu. Lalu menyerang aorta. Akhirnya ke katup trikuspidal. Sedikit yang sampai pada katup pulmonal.
BACA JUGA:Jika Lolos Ronde 4, Kemungkinan Indonesia Dikepung Tim Timur Tengah
BACA JUGA:Jatuh Sakit, Titiek Puspa Jalani Operasi
Anda sudah tahu: katup pulmonal adalah ''pintu'' untuk mengalirkan darah dari bilik kanan jantung ke saluran darah menuju paru-paru.
Untuk operasi double katup seperti itu, kata Paul, yang diganti pertama adalah katup mitral. Katup trikuspidalnya tidak diganti. Cukup direparasi. Yakni dengan cara pemasangan ring katup yang mekanis. Daun katupnya sendiri masih bagus.
"Diganti dengan apa? Dengan katup jantung babi?".
Anda sudah tahu katup babi sangat cocok untuk jantung manusia.
"Bukan diganti dengan katup babi. Diganti dengan katup buatan berbahan karbon," ujar Prof Paul.
BACA JUGA:Konten di Telivisi Dianggap Vulgar dan Aksi Kekerasan, Raffi Ahmad Minta Maaf
BACA JUGA:Tren Baju Lebaran 2025 untuk Remaja
"Katup berbahan karbon bisa bertahan lama. Sedang dari babi, sapi, atau dari orang yang baru meninggal tidak tahan lama. Dalam waktu sekitar 10 tahun bisa rusak. Sekitar 20-30 persen harus diganti lagi," kata Prof Paul.
Berarti dalam tiga bulan ini sudah tiga pasien yang menjalani operasi bedah jantung di Kupang. Semua sukses.
Pun yang di daerah perbatasan utara: Tarakan, dekat Sabah. Operasi perdana di RSUD Tarakan langsung lima pasien. Dalam dua hari. Juga tidak ada yang gagal.