Uang Mati

Ilustrasi Catatan Dahlan Iskan tentang kebakaran Los Angeles. -Foto: Disway-Gus munir

Satu jam bermobil Anda sudah menemukan pantai yang indah. Sudah bisa bertemu gunung. LA dikelilingi pegunungan. Sudah ketemu sungai yang panjang. Sudah sampai danau nan luas. Bahkan sudah bisa menemukan gurun.

Mau ski pun bisa. Mau hiking ke hutan juga ada. Semua lengkap.

BACA JUGA:5 Manfaat Dahsyat Plank Sebelum Tidur yang Harus Kamu Tahu!

BACA JUGA:Suami Bacok Istri Sampai Tewas

Di musim dingin puncak gunungnya bersalju. Itu membuat pemandangan jadi indah. Apalagi di lereng-lereng gunungnya dibangun rumah-rumah mewah. Pun pinggir pantainya. Begitu banyak rumah mewah yang enak dipandang.

Dari rumah-rumah di lereng bukit itu Anda bisa memandang Lautan Pacific. Sejauh mata memandang terlihat lautan tanpa batas. Golden sunset-nya sangat indah dan menakjubkan.

Dari segi demografi juga sangat menarik. Budayanya sangat diverse. Beraneka.

Manusia dari seluruh penjuru dunia ada di LA.

Konsentrasi beberapa kelompok etnis yang besar terbentuk di berbagai area kota LA.

BACA JUGA:Lukai Anggota TNI, Pria Ini Tewas di Amuk Massa

BACA JUGA:Minta Uang Rokok Ditolak, Anak Aniaya Ibu Kandung di Muratara

Terbentuklah perkampungan seperti China Town, Japan Town, Korean Town, Philippine Town, Little India, Little Armenia, Little Arabia. Nggak sanggup saya menyebutkan satu per satu.

Ketika kita berada di daerah Tionghoa, kita seperti bukan di Amerika. Nama toko-toko pakai tulisan Chinese. Pembicaraan yang terdengar hanya bahasa Mandarin. Hanya ketika mau membayar kita baru sadar ini di Amerika: pakai US Dollar.

Bahwa Los Angeles seperti bukan Amerika itu karena kesannya lebih banyak imigran daripada White Americano. Warga Hispanic khususnya Meksiko menjadi mayoritas penduduk di LA.

Kini soal makanan. Mau makanan dari negara mana pun ada. Lengkap, meski mungkin tidak selengkap New York City.

Tag
Share