Elon Musk: AI adalah Anak Jenius yang Perlu Dibimbing dengan Kebenaran dan Kemanusiaan

Elon Musk. -Foto Gonzalo Fuentes/Reuters via CNN-Agrar

OKU EKSPRES - Elon Musk baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang kecerdasan buatan (AI), yang diibaratkannya seperti seorang "anak jenius" yang perlu dibimbing dengan kebenaran dan kemanusiaan. 

Dalam berbagai acara, Musk menekankan pentingnya mengembangkan AI dengan cara yang sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip etika manusia.

Musk menyatakan, "AI itu seperti anak jenius. Anda ingin dia tumbuh dengan cinta pada kebenaran dan kemanusiaan." Pernyataan ini menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan AI dengan kompas moral yang kuat dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai manusia. 

Musk percaya bahwa dengan menanamkan nilai-nilai ini pada AI, kita dapat memastikan bahwa teknologi ini akan berkembang dengan cara yang positif dan bermanfaat bagi umat manusia.

BACA JUGA:Betavolt Perkenalkan Baterai Nuklir BV100: Ukuran Koin, Tahan 50 Tahun, Cocok Buat Gadget Masa Depan!

BACA JUGA:Mitsubishi Perkenalkan Mitsubishi DST Concept, SUV Tujuh Penumpang di PIMS 2024

Meskipun memiliki pandangan optimis tentang potensi AI, Musk juga menyuarakan kekhawatiran yang signifikan tentang risiko yang mungkin ditimbulkan oleh AI. Dia sering menyebut AI sebagai "ketakutan terbesarnya," memperingatkan bahwa jika tidak dikelola dengan benar, AI dapat menyebabkan dampak negatif bagi masyarakat.

Kekhawatiran ini mencerminkan pandangan yang lebih luas di kalangan komunitas teknologi tentang perlunya pendekatan yang hati-hati dalam mengembangkan AI.

Musk memprediksi bahwa di masa depan, AI akan mengotomatisasi banyak pekerjaan, dengan menyatakan bahwa "mungkin tidak ada dari kita yang akan memiliki pekerjaan." 

Dia percaya bahwa ini bisa mengarah pada skenario di mana pekerjaan menjadi opsional. 

BACA JUGA:Shopee 12.12 Birthday Sale: Brand Lokal dan UMKM, Alami Lonjakan Penjualan Hingga 7 Kali Lipat!

BACA JUGA:Resep Risoles Kornet Keju, Camilan Sederhana dengan Rasa Luar Biasa

Perubahan ini akan membutuhkan struktur ekonomi baru, seperti "pendapatan tinggi universal" untuk memastikan stabilitas sosial. 

Konsep ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya otomatisasi, masyarakat perlu memikirkan kembali cara untuk mendistribusikan kekayaan dan sumber daya agar semua orang dapat menikmati manfaat dari kemajuan teknologi.

Tag
Share