Mengapa Ikan Kembung Lebih Baik dari Salmon? Ini Faktanya!

Reporter: Hesti |

Editor: Dedi Okes |

Sabtu , 16 Nov 2024 - 10:18

Ilustrasi ikan kembung yang memiliki kualitas tak kalah dengan ikan impor. -Foto: sayurbox.com-Hesti

Toto juga menyoroti keunggulan ikan lokal seperti ikan kembung, yang kualitasnya tidak kalah dibandingkan ikan impor.

Selain harganya yang lebih terjangkau, ikan kembung kaya akan omega-3, yang baik untuk kesehatan jantung dan perkembangan otak.

BACA JUGA:Lakukan Pemetaan Ancaman Bencana

“Jika dibandingkan, per 100 gram ikan kembung mengandung sekitar 28 gram protein, sedangkan salmon hanya memiliki sekitar 18 gram,” jelasnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk rutin mengonsumsi ikan, tidak hanya untuk mencegah stunting tetapi juga demi meningkatkan kualitas kesehatan dan kecerdasan bangsa.

Langkah sederhana seperti ini, katanya, dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat.

Sebagai tambahan, ikan kembung adalah jenis ikan laut dari genus Rastrelliger dalam famili Scombridae.

Meski tubuhnya kecil, ikan ini masih berkerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, dan makarel.

Ikan ini memiliki nilai ekonomis menengah dan merupakan komoditas penting bagi nelayan lokal, sering dijual segar, diproses menjadi ikan pindang, atau dijadikan ikan asin untuk memperpanjang masa simpan. (*)

mengapa ikan kembung lebih baik dari salmon? ini faktanya!                            oku ekspres - ahli gizi dari universitas gadjah mada (ugm), toto sudargo, menjelaskan bahwa konsumsi ikan memiliki peran penting dalam mencegah stunting dan anemia. 
menurutnya, sebagai negara maritim, indonesia memiliki kemudahan dalam mengakses ikan sebagai sumber makanan.
toto menyebutkan bahwa setiap 100 gram ikan mengandung banyak nutrisi penting seperti omega-3, omega-6, dan protein yang tinggi. 
nutrisi ini sangat bermanfaat, termasuk dalam mencegah anemia, yang kerap dialami remaja putri.
baca juga:resep chiffon ketan hitam, kue favorit memiliki tekstur lembut dan rasa yang khas
baca juga:donat brownis, lezat dan mudah dibuat untuk semua kesempatan
anemia sendiri merupakan kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah berada di bawah normal. 
kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu serta bayi di masa mendatang dan menjadi salah satu faktor risiko kesehatan yang signifikan.
anemia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perdarahan berlebihan, kerusakan sel darah merah yang terlalu cepat (hemolisis), atau produksi sel darah merah yang tidak efektif. 
salah satu dampaknya adalah menghambat tumbuh kembang anak, terutama perkembangan otak.
baca juga:shopee mendukung penuh dalam pertumbuhan brand lokal dan umkm lewat kampanye 11.11 big sale
baca juga:gelar razia gabungan, tindak 60 kendaraan melanggar
zat besi menjadi salah satu nutrisi penting untuk mendukung perkembangan otak anak dalam lima tahun pertama kehidupannya. 
kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, yang berpotensi menimbulkan dampak negatif permanen.
toto juga menyoroti keunggulan ikan lokal seperti ikan kembung, yang kualitasnya tidak kalah dibandingkan ikan impor. 
selain harganya yang lebih terjangkau, ikan kembung kaya akan omega-3, yang baik untuk kesehatan jantung dan perkembangan otak.
baca juga:luncurkan aplikasi srikandi, permudah pengelolaan arsip secara digital
baca juga:lakukan pemetaan ancaman bencana
“jika dibandingkan, per 100 gram ikan kembung mengandung sekitar 28 gram protein, sedangkan salmon hanya memiliki sekitar 18 gram,” jelasnya.
ia mengimbau masyarakat untuk rutin mengonsumsi ikan, tidak hanya untuk mencegah stunting tetapi juga demi meningkatkan kualitas kesehatan dan kecerdasan bangsa. 
langkah sederhana seperti ini, katanya, dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat.
sebagai tambahan, ikan kembung adalah jenis ikan laut dari genus rastrelliger dalam famili scombridae. 
baca juga:hut emas ke - 50, semen baturaja wujudkan sinergi membangun keberlanjutan
baca juga:phe ogan komering field tanam 500 pohon di hutan kota baturaja
meski tubuhnya kecil, ikan ini masih berkerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, dan makarel. 
ikan ini memiliki nilai ekonomis menengah dan merupakan komoditas penting bagi nelayan lokal, sering dijual segar, diproses menjadi ikan pindang, atau dijadikan ikan asin untuk memperpanjang masa simpan. (*)