KAYUAGUNG - Pada sidang pembunuhan berencana Almarhum H Agustoni, bos material bangunan, dengan dua terdakwa Alim Ardianto dan Pugu Nurrohman di PN Kayuagung, dihadirkan juga saksi utama merupakan anak korban yang berada di TKP.
Kepala Kejaksaan Negeri Kayuagung, Hendri Hanafi mengungkapkan, anak korban bernama A Naufal (10) saat itu mendampingi korban mengantarkan 10 buah triplek ke Jl poros atau Jl Poksai SP 5 Desa Balian Makmur Kecamatan Mesuji Raya. "Untuk sidang atas saksi Naufal digelar tertutup karena masih anak-anak," terangnya kemarin (29/10).
Sidang juga memeriksa keterangan saksi lainnya yakni Nurwiatun, Ihwan Rosidi, Ahmad Nuranto,Ainun, Akbar Firmansyah dan M Abu Nasir. Tapi untuk M Abu Yasir tidak hadir dalam persidangan sehingga akan dipanggil ulang.
Karena Saksi M Abu Nasir yang menjual senapan sehari sebelum kejadian yakni (1/7) yang digunakan terdakwa menembak korban. Para saksi yang dihadirkan dalam persidangan ini menguatkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah terjadi dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan kedua terdakwa.
BACA JUGA:Lakukan Evaluasi Pastikan Kelancaran Pelaporan HAM di OKU Selatan
BACA JUGA:14 Tahun Menunggak Pajak, Mobil Damkar Dapat Program Pemutihan
Kedua terdakwa yang dihadirkan di persidangan tidak membantah keterangan para saksi.
Sementara Kuasa Hukum kedua terdakwa, Novianto SH menjelaskan, kalau dari keterangan saksi anak korban yang melihat perbuatan pembunuhan itu itu memang ada.
Ada dua pelakunya, satu sembunyi dalam semak dan satu pelaku lainnya menggunakan motor memepet kendaraan korban. "Kalau untuk percakapan korban dengan pelaku saat itu ia tidak mendengar,"bebernya.
Hanya saksi Naufal mendengar ada satu tembakan yang keluar dari semak kemudian yang menggunakan motor memepet korban.
BACA JUGA:Beri Arahan Pelaksanaan Seleksi PPPK
BACA JUGA:Jadi Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad Tak Pikirkan Gaji
Sementara istri korban sekaligus saksi, Nurwiatun (46) mengaku, suaminya memang orang baik apalagi dengan terdakwa Alim Ardianto yang dipandangnya sebagai pria yang ulet bekerja sehingga ia dipinjamkan uang hingga Rp200 juta.
Tapi rupanya uang itu digunakan untuk judi slot. Bahkan banyak yang tertipu karena terdakwa dikenal sebagai guru ngaji.
" Sampai saat ini tidak ada dari pihak keluarga Alim yang datang kepada kami untuk meminta maaf, mereka semua sudah pindah rumahnya sudah disita rentenir,"ucapnya.