Makan Tuan

Sabtu 28 Sep 2024 - 22:13 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Dan lagi, katanya, dalam UU Korupsi, soal suap ada di 13 pasal. Sedang soal kerugian negara hanya di tiga pasal.

Amien sekarang menjabat Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Milik BUMN.

BACA JUGA:Andrew Andika Dikabarkan Ditangkap Polisi Atas Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkotika

BACA JUGA:Fans MU Desak Pecat Erik ten Hag

Ke mana-mana Amien konsisten: naik mobil kijang. Sejak Kijang masih --mungkin Anda sudah lupa-- model kapsul.

Ia mengelak Kijang itu sebagai simbol kesederhanaan. "Kursi tengahnya enak untuk tidur," selorohnya.

Amien lahir di Gondang Legi, selatan Malang, tapi lulus SMA di SMAN 1 Semarang. Ayahnya tentara. Pindah-pindah. Terakhir berpangkat letnan kolonel.

Dari SMA Amien dapat beasiswa kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Pekerjaan pertamanya adalah menjadi asisten dosen di situ. Lalu kuliah lagi jadi akuntan.

BACA JUGA:Agar Lolos, Indonesia Hanya Butuh Imbang Lawan Yaman

BACA JUGA:Keluarga RD Berencana Laporkan Kematian Remaja di Kali Bekasi

"Sebenarnya saya tidak suka akuntansi. Apalagi setelah tahu di kemudian hari. Akutansi itu omong kosong," katanya.

Setelah jadi akuntan Amien ditempatkan di kementerian keuangan. Tugasnya memeriksa pajak. Lalu ambil S-2 di Georgia State University, di Amerika.

Pulang dari Amerika itulah ia ditempatkan di BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan). "Kalau terus di sana saya bisa jadi eselon satu. Karier saya bagus sekali," katanya.

Amien pilih berhenti. Umurnya, saat itu, baru 40 tahun.

Ia merasa bekerja di BPKP tidak banyak bermanfaat. Kontribusinya untuk negara kecil sekali. Ia punya pemikiran sangat ideal: untuk memperbaiki negara harus memperbaiki kementerian-kementerian. Untuk memperbaiki kementerian, BPKP harus dibubarkan.

BACA JUGA:AHY Resmikan Program Konsolidasi Tanah Vertikal

Kategori :