Kini Syekh sudah aktif kembali di Al Zaytun –termasuk jalan kaki lagi 20.000 langkah di sana.
Khusus hari Selasa kemarin orang tua santri punya dua pilihan olahraga: jalan kaki atau senam bersama saya dan tim dari Surabaya.
BACA JUGA:Jasad Pria Tak Bercelana di Mura Terkuak
BACA JUGA:Tersangka Pencabulan di Banyuasin Ditangkap Warga
Di antara 1.800 orang tua santri yang hadir banyak yang pilih jalan kaki. Senam kami tidak seberapa laku: hanya sekitar 400 orang yang ikut goyang-goyang badan. Itu pun sudah termasuk santri dewasa.
Saya agak sulit memberi contoh gerakan senam gaya khusus ini. Hari masih gelap. Mereka sulit melihat Nicky dan saya yang lagi di atas panggung.
Sesaat kemudian fajar mulai menyingsing. Goyang masal pun riuh.
Jadwal olahraga itu sangat dini agar tidak mengganggu puncak acara milad: pukul 08.00.
BACA JUGA:Tiket Konser Green Day di Jakarta Kategori CAT 1A dan 3 Habis Terjual
BACA JUGA:Marshel Gagal Nyalon Wakil Wali Kota Tangsel, Istrinya Diledek Netizen
Lokasi puncak acara di dalam Masjid Rahmatan Lil Alamin yang masih baru. Belum sepenuhnya jadi, tapi sudah nyaris selesai.
Kubahnya yang berwarna keemasan sudah tampak menguning dari jauh: kubah itu bukan terbuat dari emas tapi benar-benar disemprot dengan lapisan emas.
Hanya pilihan warnanya tidak murni persis warna emas seperti masjid Kubah Emas di Depok. Di Al Zaytun warna emas itu dibuat sedikit lebih kuning tua.
Masjid ini tinggi sekali. Tujuh lantai. Tingginya 99 meter. Menaranya lebih tinggi lagi: 34 lantai, 201 meter.
BACA JUGA:Kerahkan 163 Personel Amankan Deklarasi Paslon Inopa
BACA JUGA:Lakukan Sosialisasi Penyusunan Hasil Survei KepuasanMasyarakat