Pemilik bangunan itu adalah perusahaan bernama Agr International Inc. Ini perusahaan permesinan. Termasuk desain produk.
BACA JUGA:Siapkan 12.500 Personel TNI untuk Amankan Pilkada 2024
BACA JUGA:Tim Judo Indonesia yang Pertama Pulang ke Tanah Air
Salah satunya mesin pembuatan botol, mesin pembuat desain botol dan mesin-mesin industri lainnya. Pusatnya memang di Butler di pedalaman Pennsylvania. Cabangnya tersebar di banyak negara Eropa dan Amerika Latin.
Posisi gedung Agr itu di sebelah kiri panggung, sedikit agak ke depan. Jaraknya hanya 110 sampai 120 meter dari podium.
Di depan panggung sebenarnya juga ada dua gedung beratap. Satu agak di kanan. Satunya lagi agak di kiri. Thomas tidak memilih salah satu dari dua atap itu. Ia pilih atap Agr. Mungkin dua atap itu dianggap terlalu dekat ke lokasi panggung. Bisa terlihat terlalu nyata. Mungkin juga Thomas tahu dua atap itu pasti akan ditempati penembak jitu dinas rahasia Amerika.
Memang, kenyataannya, dua atap itu ditempati penembak jitu dinas rahasia. Anehnya mengapa tidak segera menembak Thomas. Adakah fokus penembak jitu hanya ke atas podium? Ke orang-orang yang berpotensi menembak dari jarak dekat?
BACA JUGA:Tengku Dewi Lahirkan Anak Kedua
BACA JUGA:Resep Gohyong Viral Ala Cikini
Aneh mereka tidak memperhatikan atap Agr.
Atau sudah memperhatikan. Tapi penembak jitu masih harus menunggu dulu sampai Thomas in action. Harus hati-hati. Agar penembak jitu tidak disalahkan di kemudian hari.
Tepat ketika akhirnya melepaskan tembakan sudah telat. Mungkin hanya telat satu kedipan. Lima tembakan telanjur dilakukan oleh Thomas. Dua plus tiga peluru.
Atau bersamaan. Saat penembak gila menembak, penembak jitu juga menembak. Karena itu tembakan Thomas sedikit berubah arah. Hanya mengenai telinga.
BACA JUGA:Kampanyekan “Dua Anak Lebih Sehat”
BACA JUGA:Luncurkan Pekan Pelayanan 100.000 Akseptor KB Pasca Persalinan
Atau Trump yang memang lagi bejo. Saat peluru mendesing posisi Trump lagi menoleh ke arah kiri.