Diketahui kota tersebut merupakan rumah bagi salah satu fasilitas nuklir utama negara itu.
BACA JUGA:Tak Terima Diejek, Jumadi Tewas Ditusuk
BACA JUGA:Lantik Kades Simpang Sender Selatan
Setelah adanya setelah adanya laporan ledakan di dekat pusat kota Isfahan, Iran memperingatkan Israel bahwa pihaknya akan merevisi doktrin nuklirnya jika Israel mengancam fasilitas nuklirnya , dan menekankan bahwa Teheran "tidak akan lagi menepati janjinya" dalam skenario seperti itu.
Peringatan itu datang hanya beberapa jam sebelum para pejabat AS mengklaim Israel telah melancarkan serangan rudal terhadap lokasi tak dikenal di dekat kota Isfahan.
Iran mengonfirmasi pihaknya telah mengerahkan baterai pertahanan udara untuk menjatuhkan objek mencurigakan namun tidak menjelaskan lebih lanjut apakah serangan penuh telah terjadi.
Isfahan dan wilayah sekitarnya adalah rumah bagi beberapa fasilitas militer, termasuk fasilitas nuklir dan pangkalan udara utama.
BACA JUGA:Nama Wabup OKU Timur Dicatut, Diduga Penipuan
BACA JUGA:Diduga Gelapkan Sepeda Motor, Ade Dibacok Dian
Para pejabat Iran mengkonfirmasi bahwa fasilitas nuklir di wilayah tersebut aman setelah adanya laporan tiga ledakan di Qahjavarestan, beberapa mil dari Bandara Isfahan.
Kurang dari 24 jam sebelum serangan, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Ahmad Haghtalab mengatakan bahwa "Iran selalu siap untuk melawan ancaman semacam itu," dan akan meninjau kembali sikap nuklirnya untuk meningkatkan keamanan.
Pada Jumat 18 April dini hari terjadi ledakan di fasilitas nuklir Iran yang terletak di bagian tengah negara tersebut yang disebutkan merupakan awal Israel serang Iran-tangkapan layar X@TaraBull808-02-
"Jika rezim Zionis (Israel) mencoba memberikan tekanan pada kami, mengancam akan menyerang fasilitas nuklir, maka, mungkin, doktrin nuklir Republik Islam Iran akan ditinjau ulang dan negara kami tidak akan lagi berpegang teguh pada hal tersebut." komitmennya sebelumnya, ujar Ahmad Haghtalab dikutip dari laman Express.co.uk.
BACA JUGA:Bakal Rekrut PPK dan PPS
BACA JUGA:Diduga Palak Kenek Bus Pariwisata, Residivis Kembali Dipenjara