Amukan angin tornado di Perbatasan Bandung dan Sumedang, berpotensi muncul di wilayah perbatasan Provinsi Sumsel, persisnya di wilayah perbatasan bukit barisan Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara (MLM).
Hal ini ditegaskan oleh Shinta Mediany Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Minggu, 25 Februari 2024.
Kemunculan angin tornado seperti kejadian di Rancaekek bandung, teryata bukan feomena baru di wilayah Sumsel. Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Shinta Mediany.
Angin tornado merupakan istilah lain dari angin puting beliung, atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai angin puyuh.
"BMKG menyebut fenomena alam yang terjadi di Rancaekek Bandung adalah puting beliung. Puting beliung adalah fenomena angin memutar, dan sering terjadi di wilayah Sumsel," ungkapnya.
BACA JUGA:Bawaslu Empat Lawang Menindaklanjuti 8 Laporan Pelanggaran Pemilu
BACA JUGA:Beras Premium Langka, Distribusi Beras Bulog Belum Merata
Pihaknya menyebutkan, jika angin puting beliung dengan kecepatan 120 km/jam, sangat sering disebabkan oleh awan Cumulonimbus (CB) dengan dursi cukup lama sekitar 5 sampai 10 menit.
"Angin ini di Jawa masyarakat menyebutnya angin puyuh.
Kalau dari sumber penyebabnya adalah awan CB, bisa saja terjadi di Sumsel," ujarnya.
Namun Shinta Mediany, menyebutkan jika angin tornado, atau angin puting beliung atau angin puyuh.
BACA JUGA:Mantan Kepala Desa Minta Kuburan Kuburan Dibongkar Kembali Dibongkar Kembali
BACA JUGA:ASN Pindah ke IKN Bakal Dapat Tunjangan
Tidak selalu disebabkan oleh awan CB, tapi bisa juga di sebabkan oleh faktor lainnya, seperti letak geografis dan cuaca.
Pihaknya mempredikisi, untuk beberapa hari ke depan potensi cuaca ekstrim di wilayah Sumsel masih tinggi, namun fluktuatif tidak terjadi setiap hari.