Jika tidak ditangani, hipotensi ortostatik dapat meningkatkan risiko komplikasi jantung, khususnya pada lansia. Beberapa di antaranya adalah:
Stroke. Penurunan tekanan darah saat berganti posisi bisa mengurangi suplai darah ke otak.
Penyakit kardiovaskular. Kondisi ini dapat memperbesar risiko nyeri dada, aritmia, hingga gagal jantung.
Cara Mengatasi Hipotensi Ortostatik
Langkah utama dalam penanganan adalah mencari tahu penyebabnya. Dokter mungkin akan menganjurkan perubahan gaya hidup, seperti:
BACA JUGA:Saat Napas Pendek Bisa Jadi Sinyal Hipertensi Pulmonal
BACA JUGA:Bongkar Penyebab Hipertensi Sekunder yang Sering Terabaikan
Hindari duduk dengan kaki bersilang.
Bangun dari tempat tidur secara perlahan, duduk sebentar sebelum berdiri.
Jangan berdiri terlalu lama.
Tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi.
Batasi atau hindari konsumsi alkohol.
Selain itu, bila diperlukan, dokter dapat meresepkan obat untuk menambah volume darah atau meningkatkan tekanan darah, seperti fludrokortison, midodrine, atau eritropoietin.
Hipotensi ortostatik bukan sekadar pusing sesaat, tetapi bisa menjadi tanda gangguan serius, termasuk penyakit jantung. Memahami gejala, menjaga gaya hidup sehat, dan melakukan pemeriksaan medis rutin adalah kunci untuk mencegah komplikasi.