OKU EKSPRES COM- Saat musim pancaroba tiba, perubahan cuaca sering kali membuat udara menjadi lebih dingin, lebih lembap, atau justru kering. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang mendukung beberapa hewan, termasuk nyamuk, untuk berkembang biak lebih cepat.
Selain itu, angin yang berembus kencang saat peralihan musim juga memudahkan virus dan bakteri berpindah dan masuk ke tubuh. Tak hanya itu, suhu udara yang menurun sering kali menurunkan daya tahan tubuh, sehingga risiko tertular penyakit infeksi pun meningkat.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering bermunculan saat musim pancaroba dan patut diwaspadai:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA merupakan salah satu penyakit langganan saat musim peralihan cuaca. Beberapa contohnya adalah pilek, batuk, flu, hingga bronkitis. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menular melalui percikan air liur saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
BACA JUGA:Rahasia Jambu Biji untuk Membantu Pemulihan Demam Berdarah
BACA JUGA:Kenali DBD pada Bayi: Gejala, Perawatan, dan Langkah Pencegahannya
Balita menjadi kelompok yang paling rentan terkena ISPA karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sempurna. Selain itu, lansia dan orang dengan gangguan imunitas juga memiliki risiko tinggi tertular ISPA.
Gejala ISPA biasanya berupa hidung tersumbat, tenggorokan sakit, badan lelah, demam, pusing, hingga kesulitan bernapas. Sebagian besar kasus ISPA memang dapat pulih sendiri, tetapi pada kondisi tertentu bisa berkembang menjadi komplikasi serius, seperti pneumonia.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kasus DBD sering meningkat selama musim pancaroba, terutama di Indonesia. Pasalnya, kondisi cuaca yang lembap dan sering hujan mendukung nyamuk Aedes aegypti berkembang biak lebih cepat.
Gejala DBD di antaranya demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri otot atau sendi, lemas, mual, muntah, ruam kemerahan pada kulit, hingga mimisan. Yang perlu diwaspadai adalah komplikasi serius, seperti perdarahan hebat, syok, bahkan bisa berakibat fatal.
BACA JUGA:Pilihan Buah Penambah Trombosit, Bantu Tubuh Lawan DBD Lebih Cepat
BACA JUGA:Daerah Rawan DBD di Indonesia: Kenali Risikonya, Cegah Sejak Dini
Upaya pencegahan DBD dapat dilakukan dengan menerapkan gerakan 3M Plus, yaitu menguras penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk.