Jalan Cepat atau Jalan Lambat, Mana yang Lebih Efektif Membakar Lemak?

Minggu 20 Jul 2025 - 18:35 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Studi dari Duke University menunjukkan bahwa berjalan kaki teratur mampu memperbaiki profil lipid darah dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sekaligus mengurangi risiko penyumbatan arteri.

BACA JUGA:Jalan Desa Amblas Masuk Sungai Musi

BACA JUGA:Warga Gotong Royong Bangun Jalan Secara Mandiri

Membantu Mengontrol Diabetes

Bagi penderita diabetes, jalan kaki minimal dua jam per minggu dapat menurunkan risiko penyakit jantung. 

Bahkan, mereka yang rutin berjalan 3–4 jam per minggu memiliki risiko lebih rendah terhadap komplikasi kronis.

Jalan Cepat vs. Jalan Lambat: Mana yang Lebih Ampuh untuk Diet?

Sebuah penelitian dari jurnal Obesity menunjukkan bahwa berjalan sebanyak 10.000 langkah per hari, terutama jika sekitar 3.500 langkah dilakukan dengan intensitas cepat, dapat membantu menurunkan berat badan lebih efektif.

Namun, penelitian lain yang dimuat dalam jurnal Nutrients (Januari 2022) mengamati 25 wanita pascamenopause selama 15–30 minggu dalam program jalan kaki. 

Hasilnya cukup mengejutkan—mereka yang berjalan dengan kecepatan lebih lambat secara konsisten justru mengalami penurunan lemak tubuh lebih signifikan dibandingkan kelompok yang berjalan cepat.

BACA JUGA:Jalan Nasional Muara Enim-Baturaja Amblas Ini aturan yang diberlakukan

BACA JUGA:Truk Batu Bara Terguling Bikin Jalan Rusak Parah

Para peneliti menduga bahwa berjalan cepat membuat tubuh lebih banyak membakar glukosa, sementara berjalan santai dalam waktu lebih lama memungkinkan tubuh memanfaatkan lemak sebagai sumber energi utama.

Kesimpulan: Kombinasi adalah Kunci!

Baik jalan cepat maupun jalan lambat memiliki manfaat masing-masing. Untuk hasil maksimal, sebaiknya kombinasikan keduanya dalam rutinitas harian.

Jika ingin membakar kalori dalam waktu singkat dan meningkatkan kebugaran jantung, pilih jalan cepat.

Kategori :