Hipertensi maligna atau hipertensi darurat terjadi saat tekanan darah melonjak drastis hingga merusak organ tubuh. Kondisi ini bisa mengancam nyawa bila tidak segera ditangani. Hipertensi maligna ditandai dengan tekanan sistolik di atas 180 mmHg atau diastolik mencapai 120–130 mmHg.
5. Hipertensi Sistolik Terisolasi
Jenis ini terjadi ketika angka sistolik lebih dari 140 mmHg, tetapi diastolik tetap di bawah 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi banyak ditemukan pada orang lanjut usia, umumnya di atas 60 tahun. Penyebabnya sering kali karena kekakuan pembuluh darah akibat proses penuaan.
BACA JUGA:Kenali 6 Jenis Hipertensi dan Penyebabnya Sebelum Terlambat
BACA JUGA:Hipertensi Bisa Picu Stroke, Begini Penjelasannya
6. Hipertensi Urgensi
Hipertensi urgensi ditandai dengan tekanan darah di atas 180/120 mmHg tanpa gejala kerusakan organ. Meski tidak menimbulkan gejala, kondisi ini harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi kondisi darurat hipertensi yang lebih berbahaya.
7. White Coat Hypertension
Jenis ini muncul saat tekanan darah naik hanya karena situasi yang menegangkan, misalnya saat berada di ruang pemeriksaan dokter atau menghadapi situasi stres seperti kemacetan. Dulu dianggap tidak berbahaya, kini white coat hypertension dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, dokter biasanya akan memantau tekanan darah dalam jangka waktu tertentu sebelum memutuskan pengobatan.
Mengetahui jenis hipertensi dan penyebabnya sangat penting agar kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan ragu rutin cek tekanan darah dan diskusikan dengan dokter bila memiliki faktor risiko.