Pemeriksaan rutin bisa mendeteksi gangguan ginjal lebih awal. Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:
Jumlah urin berkurang atau sulit buang air kecil.
Pembengkakan pada tubuh (edema), biasanya di kaki atau pergelangan kaki.
BACA JUGA:Jangan Lengah, Ini Alasan Obat Hipertensi Harus Dihabiskan!
BACA JUGA:Bahaya Hipertensi pada Ibu Hamil: Wajib Waspada demi Ibu dan Janin
Sering buang air kecil, terutama pada malam hari.
Penanganan Gagal Ginjal Kronis
Kerusakan pada ginjal umumnya bersifat permanen. Namun, masih ada langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan bertambah parah, seperti:
Rajin memantau tekanan darah dan menjaga agar tetap stabil.
Menerapkan pola makan sehat dan bergizi.
Rutin melakukan aktivitas fisik ringan, misalnya berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari.
Minum obat sesuai resep dokter.
Bagi penderita hipertensi dan gangguan ginjal, pengendalian tekanan darah adalah langkah utama. Dokter biasanya meresepkan obat penurun tekanan darah seperti ACE inhibitor atau angiotensin II receptor blocker (ARB) untuk melindungi ginjal dari kerusakan lanjutan. Namun, setiap pasien bisa mendapatkan penanganan berbeda. Jika kerusakan ginjal sudah parah, pasien mungkin perlu menjalani cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal.
BACA JUGA:Rutin Minum Susu Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi, Ini Penjelasan Medisnya
BACA JUGA:Penyebab dan Cara Mengatasi Hipertensi di Usia Muda
Komplikasi Akibat Gagal Ginjal Kronis