Berdasarkan Riskesdas 2018, sekitar 1,5 persen masyarakat Indonesia dari berbagai kelompok usia menderita penyakit jantung.
BACA JUGA:Kolesterol Tinggi tapi Suka Daging Sapi? Begini Cara Aman Menikmatinya
BACA JUGA:Aman Makan Daging Meski Punya Asam Urat? Bisa, Asal Tahu Triknya!
Jumlah penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) bahkan mencapai ratusan ribu: 352.618 laki-laki dan 442.674 perempuan. Usia 65–74 tahun tercatat sebagai kelompok dengan prevalensi tertinggi, yakni 3,6 persen.
Menurut dr. Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, Sp.JP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Siloam Hospitals Lippo Village, gaya hidup tak sehat—terutama di lingkungan pekerja kantoran—adalah penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Banyak orang menghabiskan waktu duduk berjam-jam di depan komputer, kurang bergerak, dan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh serta rendah serat.
Minuman manis, kebiasaan melewatkan sarapan, stres, kurang tidur, dan merokok juga turut memperburuk kondisi metabolik.
BACA JUGA:Xiaomi 14 Ultra, Smartphone dengan Kamera Rasa DSLR?
BACA JUGA:Redmi 13C vs Redmi 13X, Sama-Sama Terjangkau, Tapi Mana yang Lebih Worth It?
Jika dibiarkan, hiperkolesterolemia bisa memicu komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke, bahkan pada usia muda.
Oleh karena itu, dr. Nico menekankan pentingnya perubahan gaya hidup, mulai dari rutin berolahraga (150 menit/minggu), menghindari rokok dan alkohol, hingga memilih makanan sehat rendah lemak jenuh.
Untuk pengobatan, obat golongan statin sering direkomendasikan, namun pencegahan tetap yang utama.
Skrining kolesterol secara rutin, minimal dua bulan sekali, sangat dianjurkan agar potensi masalah bisa dideteksi sejak dini.
Mendukung hal ini, Kalbe juga mengadakan program skrining kolesterol gratis melalui gerakan Love The Beat.
BACA JUGA:Xiaomi Redmi A5, Smartphone Entry-Level dengan Layar Besar
BACA JUGA:Xiaomi 15 Ultra, Flagship dengan Kamera Leica 200 MP dan Performa Gahar