BATURAJA - Kasus penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) selama Januari 2024 ini terdapat 50 kasus. Satu diantaranya meninggal dunia.
“Untuk tahun 2024 ini ada 50 kasus DBD. Melihat kondisi ini, kami telah melakukan pencegahan DBD agar tidak menyebar. Salahsatunya melakukan fogging massal,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten OKU, Deddy Wijaya SKM MKes di sela kegiatan fogging di sekolah-sekolah yang ada di Kota Baturaja, Selasa, 23 Januari 2024.
Deddy Wijaya menjelaskan, fogging massal saat ini masih fokus dilakukan di sekolah-sekolah terutama yang ada di Kota Baturaja.
Seperti di SD Negeri 1 OKU, SD Negeri 2 OKU, SD Negeri 3 OKU, SD Negeri 4 OKU, SD Negeri 8 OKU, SD Negeri 11 OKU dan lainnya.
BACA JUGA:1.225 Pengawas TPS Dilantik Bawaslu OKU
BACA JUGA:Doktor Teguh
“Kami menggunakan enam alat fogging dengan menerjunkan petugas dari UPTD Puskesmas," imbuh Deddy.
Deddy menjelaskan, pihaknya saat ini fokus di sekolah-sekolah lantaran disinyalir peredaran nyamuk penyebab DBD ini banyak di sekolah.
“Nyamuk DBD biasanya keluar dari sarangnya sekitar pukul 09. 00 WIB atau pukul 16.00 WIB. Di mana di jam itu banyak aktivitas belajar mengajar di sekolah. Makanya kita lakukan fogging pas pada jam-jam tersebut,” jelas Deddy.
Sekda OKU, Darmawan Irianto mengatakan kegiatan fogging yang dilakukan merupakan bentuk keseriusan Pemkab OKU dalam menangani kasus DBD .
Menurutnya kegiatan yang diinisiasi oleh Penjabat (Pj) Bupati OKU, H Teddy Meilwansyah ini akan dilakukan secara menyeluruh dan bergilir di Kabupaten OKU. “Karena alat yang terbatas jadi kita laksanakan secara bergilir," ungkap Darmawan Irianto.
BACA JUGA:Bobol 8 Rekening Nasabah Rp6,4 Miliar Buat Judi Slot
BACA JUGA:Remaja Tergiur Ajakan Tawuran Lewat Medsos
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), H Topan Indra Fauzi MPd sangat mengapresiasi dan berterimakasih adanya fogging massal yang dilakukan di sekolah-sekolah.
“ini sangat bagus untuk mencegah penyebaran DBD khususnya dilingkungan sekolah. Apa lagi anak-anak ini sangat rentan,” ungkap Topan.