OKU EKSPRES - Startup bioteknologi asal Texas, Colossal Biosciences, baru saja mencetak sejarah sebagai decacorn pertama di negara bagian tersebut.
Perusahaan yang berfokus pada penghidupan kembali spesies yang telah punah ini berhasil mengamankan pendanaan senilai USD 200 juta atau sekitar Rp3 triliun (dengan kurs Rp15.000 per USD).
Dengan tambahan dana ini, valuasi Colossal kini melambung hingga USD 10,2 miliar, setara dengan Rp153 triliun. Pendanaan ini dipimpin oleh TWG Global, sebuah firma investasi terdiversifikasi.
CEO sekaligus salah satu pendiri Colossal Biosciences, Ben Lamm, mengungkapkan bahwa dana ini akan digunakan untuk memperluas operasi laboratorium, memperkuat tim, dan mengembangkan teknologi rekayasa genom yang menjadi inti dari misi perusahaan.
BACA JUGA:MrBeast Berencana Membeli TikTok untuk Cegah Larangan di AS
BACA JUGA:Bos-Bos Teknologi Genggaman Tangan di Pelantikan Trump, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
“Kami sangat antusias dengan dukungan ini. Pendanaan ini akan membantu kami meningkatkan teknologi, memperluas daftar spesies yang akan dihidupkan kembali, dan membawa kami lebih dekat pada tujuan menjadikan kepunahan sebagai hal yang hanya ada di masa lalu,” ujar Lamm.
Sejak didirikan pada tahun 2021, Colossal telah berhasil mengumpulkan total pendanaan sebesar USD 435 juta (sekitar Rp6,5 triliun).
Perusahaan ini sedang bekerja pada proyek ambisius untuk membangkitkan spesies yang telah punah, termasuk mammoth berbulu, harimau Tasmania, dan burung dodo.
Selain itu, Colossal juga bertujuan memerangi krisis kepunahan dan memulihkan keanekaragaman hayati.
BACA JUGA:Kontrol Perangkat Cuma Pakai Mata? Teknologi EyeBliss Bikin Penasaran di CES 2025!
BACA JUGA:Ini 5 Komitmen Nyata BRI Dorong Peningkatan Kualitas Dan Daya Saing UMKM
Dengan langkah besar ini, Colossal Biosciences semakin mendekati tujuannya untuk menciptakan masa depan di mana kepunahan hanya tinggal sejarah.