Keluarga Alvin Lim memang tidak terlalu pegang adat Tionghoa. Keluarga ini sudah lebih Kristen. Salib besar, terbuat dari bunga, dipajang gagah di dinding atas kepala Alvin.
Phio sesekali juga seperti Kate. Duduk di pojok atas kanan peti jenazah. Posisi kepalanyi juga seperti Kate. Tangannnyi juga meraba wajah Alvin. Kadang keduanyi melakukan itu bergantian. Kadang bersamaan.
BACA JUGA:Rumahnya Habis Terbakar, James Woods Menangis
BACA JUGA:Pesan Haru Shin Tae-yong Usai Dipecat Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Saya ikut di situ. Sebentar. Di antara kepala Phio dan Kate. Dengan begitu saya bisa mengajukan beberapa pertanyaan.
Kate ternyata tahu semua cerita masa bayinyi. Yakni ketika dia ''diculik'' papanyi di usia satu tahun. Lalu ketika papanyi ditangkap dengan tuduhan melakukan penculikan. Dia tahu diasuh nai-nai-nyi (ibunda Alvin), ketika Alvin di dalam penjara.
Kate mendapat semua cerita itu dari Alvin. "Papa sering bercerita soal masa bayi saya," ujar Kate.
Sejak dipisahkan dari mamanyi itu nama Kate diganti Baby. Agar tidak ketahuan kalau namanyi Kate.
BACA JUGA:Datangkan Pelatih Patrick Kluivert, Marc Klok Ingin Gabung Timnas Indonesia
BACA JUGA:4 Tips Sederhana Membuat Ayam Ungkep Tetap Lembut dan Nikmat
"Sampai sekarang pun keluarga saya masih memanggil saya Baby," ujar Kate.
Setelah SMA nanti Baby akan kuliah di dua universitas sekaligus. Dia akan masuk Universitas Pelita Harapan (UPH) seperti Phio. Ambil jurusan bisnis. Lalu akan masuk lagi Universitas Gunung Jati seperti Alvin. Untuk ambil ilmu hukum. Di situlah papanyi memperoleh gelar sarjana hukum, setelah ia lulus finance di University of California, Berkeley di Amerika Serikat.
Baby sendiri sudah memanggil Phio mami. Dulunya Baby memanggil Phio tante.
Alvin memang belum lama menikahi Phio, tapi mereka sudah lama melakukan perkawinan. Lebih 10 tahun. Sejak Phio masih mahasiswi di UPH.
BACA JUGA:10 Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil
BACA JUGA:Rusdianto Tewas di Rel Kereta Setelah Membuang Sampah