Berarti Alvin hampir 10 tahun juga sendirian mengasuh Baby. Sejak berumur satu tahun sampai Baby kelas tiga SD. Setelah itu barulah Baby diasuh berdua dengan Phio.
Phio dan Alvin memang beda umur. Banyak. Hampir 17 tahun. Kini Phio 30 tahun. Alvin 47 tahun. Tentu itu tidak sebanyak selisih usia Ahok dengan istri barunya: 30 tahun.
Semua pelayat yang saya ajak ngobrol mengagumi Alvin di soal perjuangannya menegakkan hukum dan keadilan.
Sampai sudah cuci darah pun masih terus menantang polisi dan jaksa.
BACA JUGA:Kejari OKI Belum Tetapkan Tersangka soal Dugaan Korupsi APBD
BACA JUGA:Banjir 1 Meter Rendam Payuputat, Aktivitas Warga Lumpuh
Sudah sakit parah pun, menjelang ajalnya, masih menantang pengacara senior lawannya.
Prinsip penegakan hukum Alvin akan abadi diingat orang: No Viral No Justice. Tanpa diviralkan di medsos tidak akan ada keadilan.
Penegak hukum, katanya berulang kali, hanya memihak ke yang punya kuasa dan yang punya uang.
"Mengapa Alvin tidak mau transplantasi ginjal?" tanya saya ke Uci, panggilan Phio.
BACA JUGA:Ada Pagar Misterius di Laut, Baharkam Polri angkat bicara
BACA JUGA:Kadisnakertrans Sumsel dan Staf Pribadi Resmi Tersangka
"Sebenarnya akhirnya mau juga. Kami sudah ke Guangzhou. Sudah dapat donor," kata Phio. "Waktu pemeriksaan di sana diketahui paru Alvin infeksi," tambahnyi.
Itu berarti Alvin harus minum antibiotik dulu. Paling tidak sembilan hari. Transplantasi baru bisa dilakukan setelah infeksi di paru itu sembuh.
Jelaslah bahwa Alvin tidak transplan bukan karena kankernya sudah menyebar. "Tidak ada kanker," katanyi.
"Apakah dari hasil pemeriksaan dokter sebenarnya masih bisa diselamatkan dengan transplan?”