JAKARTA -Fluktuasi harga cabai yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah dampak cuaca ekstrem yang memengaruhi produksi di sentra-sentra pertanian.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI), Tunov Mondro Atmojo, mengungkapkan penyebab utama kenaikan harga dalam forum Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai yang digelar secara daring Kamis 9 Januari 2025.
"Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir, atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Cabai yang tergenang air dalam waktu satu bulan tidak akan mampu bertahan," jelas Tunov.
Ia menambahkan, curah hujan tinggi di wilayah Jawa Tengah menyebabkan hingga 70 persen kegagalan panen. Selain itu, produktivitas tanaman turun drastis akibat bunga cabai yang rontok karena hujan dan angin.
BACA JUGA:Tolak Penambahan Usia Pensiun
BACA JUGA:Jalinsum Terancam Putus Akibat Longsor
"Bunga yang rontok membuat hasil per pohon berkurang hingga 50 persen," ujarnya.
Selain faktor cuaca, banyak petani yang beralih menanam komoditas lain sebagai langkah mitigasi terhadap kerugian yang diakibatkan oleh kondisi cuaca buruk.
Tunov juga menyoroti transisi sentra panen cabai sebagai salah satu penyebab pasokan tidak stabil. Saat panen di Jawa Timur selesai, pasokan beralih ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Peralihan ini kerap menyebabkan ketimpangan pasokan di pasar, terutama di masa awal transisi.