Rekatkan Pembauran Kebangsaan, FPK OKU Lakukan Sosialisasi ke Tingkat Kecamatan

Jumat 05 Jan 2024 - 22:55 WIB
Reporter : Dedi
Editor : Gus munir

LENGKITI - Pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten OKU menggelar sosialisasi Kecamatan Lengkiti, pada Kamis 4 Januari 2024.

Kegiatan dengan tema "Pembauran Bangsa Satu Dalam Keragaman Harmoni Dalam Perbedaan" dalam rangka mengaungkan pembauran kebangsaan.

Selain itu, kegiatan ini juga melaksanakan program kerja FPK tahun 2023 yakni Sosialisasi dan reorganisasi kepengurusan FPK di tingkat kecamatan.

Wakil Ketua FPK Kabupaten OKU, Aptrama Dedy SH menyatakan bahwa keberadaan FPK ini didasari Peraturan Menteri Dalam Negeri no 34 tahu 2006 tentang pedoman Penyelengaraan Pembauran Kebangsaan di daerah. 

BACA JUGA:Pastikan Sesuai Ketentuan, Lakukan pengawasan Ketat Proses Pelipatan Surat Suara

BACA JUGA:Tekan Kecelakaan Lalulintas, Larang Pelajar Kendarai Kendaraan Bermotor

Lebih lanjut dikatakannya bahwa keragaman suku, etnis, ras, bahasa dan budaya yang ada di Indonesia ini suatu hal yang tidak mungkin dihindari.

“Itulah sebabnya para pendahulu kita mencetuskan sebuah kalimat sakti Bhinnika Tunggal Ika yang bernakna walaupun berbeda beda tapi tetap satu jua. Yakni satu dalam idiologi Pancasila dan satu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Aptrama Dedy SH.

Sementara itu salah satu nara sumber dalam kegiatan sosialisasi ini, Darman Syafei SE MSi menyampaikan bahwa di Indonesia ini terdapat lebih dari 1000 macam etnis dan lebih dari 300 sub etnis yang menyebar diseluruh pelosok bumi Indonesia dan mempunyai 746 ragam bahasa daerah.

“Untungnya para pendiri negeri ini telah merumuskan satu bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia,” ungkap Darman Syafei. 

BACA JUGA:Pemkab OKU Dukung Pengoperasian Bandara Gatot Subroto Sebagai Bandara Komersil

BACA JUGA:Ikut Anastasia

Lebih lanjut Darman syafei yang sehari harinya adalah Dosen Unbara dan ketua Baznas Kabupaten OKU itu menyebutkan bahwa di wilayah OKU ini saja terdapat enam suku asli.

Yakni suku Ogan, Komering, Daya, Ranau, Semendo, Pasemah ditambah dengan suku-suku pendatang seperti Jawa, Sunda, Bali, Padang, Batak dan lainnya.

“Dengan memperhatikan keberagaman itu disatu sisi kita patut bersyukur karena hal ini memperkaya khazanah budaya anak bangsa,” imbuhnya.

Kategori :