4. Menopause
Pada wanita yang mengalami menopause, penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat memengaruhi pengaturan suhu tubuh, yang mengarah pada hot flash.
Tubuh merespons dengan meningkatkan produksi keringat untuk mendinginkan diri.
5. Stroke
Stroke, yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terhenti, dapat memengaruhi sistem saraf yang mengatur produksi keringat. Hasilnya, seseorang yang mengalami stroke mungkin akan berkeringat lebih banyak sebagai bagian dari reaksi tubuh terhadap perubahan fisiologis.
6. Kanker
Beberapa jenis kanker, terutama leukemia, sering dikaitkan dengan keringat berlebih. Proses perlawanan tubuh terhadap sel kanker atau pengobatan seperti kemoterapi dapat mengganggu pengaturan suhu tubuh dan menyebabkan keringat berlebih.
BACA JUGA:Ingin Jadi Polisi Usai Makan Bergizi Bersama Kapolres
BACA JUGA:Minim Peminat, Seleksi Jabatan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Ditunda
7. Infeksi
Infeksi tubuh, seperti tuberkulosis, malaria, atau HIV, dapat memicu peningkatan suhu tubuh, yang diikuti dengan produksi keringat berlebih. Selain itu, infeksi kulit seperti biang keringat juga bisa memengaruhi kelenjar keringat di area tertentu.
8. Penyakit Jantung
Keringat berlebih yang muncul tanpa aktivitas fisik atau suhu panas bisa menjadi tanda awal masalah jantung. Gangguan aliran darah yang terjadi pada penyakit jantung bisa memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, menyebabkan keringat berlebih.
9. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson, yang memengaruhi sistem saraf dan keseimbangan tubuh, juga dapat menyebabkan keringat berlebih. Gangguan pada sistem saraf autonom yang mengatur suhu tubuh menyebabkan tubuh kesulitan menjaga suhu normalnya, sehingga meningkatkan produksi keringat.
10. Hipertiroidisme