Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap peningkatan kasus DBD adalah tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten OKU dalam sebulan terakhir.
BACA JUGA:Dilantik Jadi Dirut Perumda Pasar OKU, Radius janji Buat Perubahan Signifikan
BACA JUGA:Alasan WNI di Taipei Terima Surat Suara Pemilu 2024 Lebih Dahulu
Curah hujan yang tinggi menyebabkan banyaknya genangan air, yang kemudian menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebab DBD.
Menanggapi hal tersebut, Dinkes OKU telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka penyebaran kasus DBD.
Salah satunya adalah dengan membagikan bubuk abate secara gratis kepada warga di seluruh wilayah OKU.
Selain itu, Dinkes OKU juga mengimbau kepada seluruh warga agar menjaga kebersihan lingkungan masing- masing dengan menerapkan pola 3M. Yaitu mengubur, menguras, dan menutup tempat penampungan air.
BACA JUGA:Tahapan Pemilu di Indonesia Dinilai Paling Rumit
BACA JUGA:Indonesia Aman Dari Serangan Teroris di 2023
Deddy Wijaya optimis jika upaya-upaya tersebut diterapkan, maka angka penyebaran kasus DBD di OKU bisa ditekan seminimal mungkin.
“Kami juga yakin bahwa kesadaran warga OKU untuk menjaga kebersihan sudah tinggi, sehingga upaya-upaya tersebut akan membuahkan hasil yang maksimal,” pungkasnya.
BACA JUGA:Polri Sita Narkoba Senilai Rp12,8 Triliun
BACA JUGA:Pelanggar Kampanye Hanya Dikenakan Sanksi Ringan