Ahmad Dhani Bakal Undang Para Komposer dan Musisi

Musisi sekaligus anggota DPR RI, Ahmad Dhani berencana mengundang para komposer dan musisi untuk berkumpul untuk membahas revisi Undang-Undang Hak Cipta. -Foto: Instagram @dhaniperwakilanrakyat-Agrar
OKU EKSPRES - Musisi sekaligus anggota DPR RI, Ahmad Dhani, mengungkapkan bahwa revisi Undang-Undang Hak Cipta telah mulai diinisiasi, dengan Melly Goeslaw sebagai penggagas utama.
"Kami akan melakukan koreksi agar isi Undang-Undang tersebut tidak menimbulkan multitafsir yang bisa memicu polemik di kemudian hari," ujar Ahmad Dhani saat ditemui di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin, 17 Februari 2025.
Dhani menegaskan bahwa revisi ini akan diselesaikan secepat mungkin. Sebagai bagian dari proses tersebut, ia berencana mengundang para komposer dan musisi untuk berkumpul pada 28 Februari mendatang.
"Saya ingin mengundang semua pihak yang peduli, termasuk EO. Rencananya, tempat pertemuan tidak akan diadakan di DPR agar suasana lebih luas, netral, dan terbuka," jelasnya.
BACA JUGA:Tagar #IndraSjafriOut Menggema!
BACA JUGA:Kunjungi Kupang, Ronaldo Dikabarkan Bakal Bangun Rumah Sakit Kanker Internasional
Dalam pertemuan itu, diharapkan semua pihak dapat mencapai kesepakatan bersama. Menurut Dhani, Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) telah menyiapkan proposal terkait revisi ini.
"Proposal tersebut nantinya akan menjadi dasar kesepakatan bersama dalam revisi Undang-Undang Hak Cipta ke depan," tambahnya.
Selain itu, pertemuan ini juga akan membahas mengenai penetapan tarif jika sistem direct license—yang memungkinkan pencipta lagu bertransaksi langsung dengan pengguna—diberlakukan.
"Kami sudah menyepakati persentase yang akan diterapkan berdasarkan tarif artis. Pada tanggal 28 nanti, kita akan membahasnya lebih lanjut.
BACA JUGA:5 Tanaman Dipercaya Membawa Keburuntungan di Tahun 2025
BACA JUGA:Dampak Olahraga Malam bagi Tubuh
Penyanyi yang tidak memiliki logika kuat mungkin tidak akan hadir," pungkasnya. (*)