Pantau Perkembangan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan

Kejari OKU menggelar Rakor Tim Pengawas Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (PAKEM) di Aula Kejari OKU pada Kamis, 20 Februari 2025. -Foto: Kejari OKU-Gus munir
BATURAJA - Kejaksaan Negeri (Kejari) Ogan Komering Ulu (OKU) menggelar rapat koordinasi (Rakor) Tim Pengawas Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (PAKEM) di Aula Kejari OKU pada Kamis, 20 Februari 2025.
Acara ini dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) OKU, Choirun Parapat, dan dihadiri oleh berbagai pihak.
Rakor ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan pertukaran informasi antarlembaga dalam rangka memantau perkembangan aliran kepercayaan dan keagamaan di Kabupaten OKU.
Dalam sambutannya, Kajari OKU Choirun Parapat menegaskan bahwa pengawasan terhadap aliran-aliran tersebut merupakan bagian dari tugas dan wewenang Kejaksaan, khususnya dalam bidang intelijen.
BACA JUGA:Langsung Lakukan Konsolidasi, Segera Realisasikan Visi dan Misi
BACA JUGA:Juara Inul
Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa keberadaan aliran-aliran tersebut tidak bertentangan dengan hukum serta tidak mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Saat ini, kondisi kerukunan umat beragama di Kabupaten OKU sangat kondusif. Namun, kita harus tetap waspada dan aktif dalam menjaga keharmonisan ini,” ujar Choirun Parapat.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga dalam menciptakan serta mempertahankan kerukunan.
Selain itu, kewaspadaan terhadap pengaruh negatif dari aliran-aliran yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan juga menjadi perhatian utama.
BACA JUGA:Enos-Yudha Resmi Dilantik Presiden Prabowo Sebagai Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur
BACA JUGA:Bangun Keluarga Harmonis, Beri Layanan Bimbingan Calon Pengantin
Sementara itu, Kasi Intelijen Kejari OKU, Hendri Dunan, menambahkan bahwa rakor ini merupakan langkah strategis untuk mendeteksi potensi konflik yang dapat muncul akibat keberadaan aliran kepercayaan atau keagamaan tertentu.
“Melalui pertemuan ini, kita dapat memastikan bahwa aktivitas aliran-aliran tersebut tetap sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” jelasnya.