OJK Banyak Terima Aduan Soal Pinjol Ilegal

OJK banyak menerima aduan dari masyarakat terutama terkait pinjaman online (Pinjol) ilegal. -Foto: Tangkapan layar YouTube @CHADAR-Eris

Kegiatan ini difokuskan pada pelajar, masyarakat umum, dan komunitas, serta bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mempercepat perluasan akses keuangan nasional.

OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan serta kementerian/lembaga terkait, juga telah membentuk Sekretariat Bersama Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumatera Selatan (Sekber Ekonomi Sumsel) untuk mempercepat akses keuangan di daerah dan mengimplementasikan kebijakan serta program strategis ekonomi secara terkoordinasi.

BACA JUGA:324 Warga Binaan di Rutan Baturaja Masuk DPT

BACA JUGA:Tetapkan Mal Pelayanan Publik di OKU Timur

Hingga Agustus 2024, kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Sumbagsel terus menunjukkan pertumbuhan positif dan stabil, berkat peningkatan ekonomi serta edukasi dan perlindungan konsumen. 

Aset perbankan di Sumbagsel tumbuh 10,09 persen menjadi Rp338,98 triliun, dengan penyaluran kredit meningkat 11,35 persen menjadi Rp300,47 triliun, didominasi oleh kredit konsumtif yang mencapai 42,14 persen. Kualitas kredit bermasalah (NPL Net) tetap terjaga pada 0,98 persen.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 5,33 persen menjadi Rp266,31 triliun, dengan 53,61 persen berbentuk tabungan. 

Kredit untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan di Sumbagsel mencapai Rp56,11 triliun, naik 14,64 persen, menyumbang 10,64 persen dari total kredit nasional di sektor tersebut. 

BACA JUGA:PLN Ungkap 70 Lampu PJU yang Diputus Bukan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

BACA JUGA:Lawan Bahrain, Indonesia Buru Peringkat Dua

Kredit untuk UMKM juga meningkat, mencapai Rp118,54 triliun atau 39,45 persen dari total kredit di Sumbagsel, dengan pertumbuhan 11,35 persen yang melampaui target minimal penyaluran kredit UMKM.

Per Agustus 2024, jumlah investor di Sumbagsel mencapai 919.455, meningkat 15,54 persen, dengan mayoritas menggunakan instrumen reksa dana (95,46 persen). 

Rata-rata nilai transaksi saham di Sumbagsel tumbuh menjadi Rp8,33 triliun pada Agustus 2024, meskipun mengalami kontraksi sebesar 4,06 persen. 

Penjualan reksa dana di Sumbagsel juga meningkat 38,35 persen (yoy), mencapai Rp403,36 miliar pada Juli 2024. (*)

BACA JUGA:Listrik Padam 3 Jam, Aktivitas Warga Terganggu

Tag
Share