Bangsa Keturah
Dahlan Iskan-Photo: istimewa-Gus munir
Nama Muhammad Rasulullah aslinya adalah Muhammad Zubir Amir, S.Si. Ia sarjana fisika dari MIPA Universitas Sumatera Utara (USU). Ia kelahiran tahun 1969.
Zubir adalah penganut tarekat Satariyah --yang memang besar di Aceh dan Sumut.
BACA JUGA:KPU Sumsel Buka Pendaftaran Anggota KPPS
BACA JUGA:DPPKB Kabupaten OKU Gelar Layanan KB Gratis di Kecamatan Pengandonan
Zubir lantas menjadi mursyid Satariyah di Medan. Pengikutnya banyak sekali. Sampai di Malaysia.
Moderator malam itu, Muammar Lubis adalah salah satu pengikut Zubir. Muammar masih mahasiswa di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Masih semester tiga. Jurusan hukum tata negara.
Dalam pembicaraan saya dengan Muammar saya tidak percaya ia masih mahasiswa semester tiga. Literaturnya luas. Ilmunya tinggi.
Rupanya Muammar seorang pencari ilmu mandiri. Baru belakangan ia sadar ijazah itu diperlukan. Bahkan ia akan meneruskan S-2 di Leiden, Belanda.
BACA JUGA:Cedera Tak Kunjung Sembuh, Reece James Sempat Frustasi
BACA JUGA:Thom Haye Kecewa, Heerenveen Tolak Tawaran Como
Melihat kepintarannya itu sudah ada yang akan membiayai Muammar ke Leiden.
Muammar termasuk yang percaya bahwa Zubir mendapat wahyu perdamaian itu. Itu dilihat dari usahanya tidak henti selama 24 tahun. Untuk apa. Ia tidak perlu apa-apa.
Sebagai sufi Zubir tidak memikirkan duniawi. Ia tidak punya mobil. Hidupnya untuk tarekat. Bahkan ia pernah jadi tukang becak di Medan --dengan ijazah sarjana fisika.
Saya pun tertegun. Saya kan orang Melayu juga.(Dahlan Iskan)
BACA JUGA:Rafael Struick Resmi Bergabung dengan Tim Liga Australia, Brisbane Roar