Jembatan Lagu

Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir

Kenapa mesin kapal  mati? Itulah yang masih diselidiki. Kapal ini begitu besar: panjangnya tiga kali lapangan sepak bola. Hampir 300 meter. Penuh dengan muatan peti kemas. Sampai menggunung di atas kapal.

Nama kapal: Dali.

Buatan Hyundai, Korsel, 2015.

Dali berbendera Singapura. Belum tentu milik Singapura.

Dali belum setengah jam meninggalkan pelabuhan besar Baltimore. Kapal itu akan menuju Sri Lanka. Pelabuhan Baltimore berada di muara sungai Patapsco. Saking lebarnya muara sungai itu sampai seperti teluk.

BACA JUGA:Resep Nasi Tim Ayam Piliha Sempurna Sebagai Menu Sahur

BACA JUGA:Dikritik Soal Kurikulum Merdeka, Begini Tanggapan Nadiem

Selepas pelabuhan,  kapal harus berjalan pelan. Terutama ketika harus melintas di bawah jembatan yang begitu tinggi,  panjang, dan anggun. 

Tinggi jembatan itu 56 meter dari air: sangat tinggi kan? Kapal setinggi apa pun mestinya sangat aman lewat di bawahnya.

Lebar bentang tengahnya pun luar biasa. Lebih lebar dari mulut politisi mana pun: 366 meter. Harusnya dikemudikan sambil tidur pun kapal bisa lewat dengan aman.

Tapi mesin utama kapal tiba-tiba mati. Yakni pada saat kecepatan kapal 8 knot. Malam tidak kelam. Lampu di kawasan itu menyala tanpa pakai prinsip hemat energi. Tapi udara waktu sahur malam itu masih agak dingin: 9 derajat. Pukul 01.30.

BACA JUGA:Tangkap 2 Pelaku Penganiaya Santri

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan dibakar dan ditanam hidup-hidup, Keluarga Menuntut Cepat

Kapten kapal tidak tertidur. Sang kapten segera kirim penanda SOS. Gunanya: agar jalan raya I-695 ditutup.

Itu memang bukan satu-satunya jalan yang menghubungkan Washington/Maryland ke Philadelphia/New York. Di dekat pelabuhan Baltimore itu masih ada satu lagi jembatan yang melintas muara sungai. Lebih ke kota. Lebih pendek. Kapal tidak perlu melewati bawahnya.

Tag
Share