Mengapa Penderita Diabetes Rentan Alami Hipotensi dan Cara Mencegahnya

mengapa penderita diabetes rentan alami hipotensi dan cara mencegahnya oku ekspres com - hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi ketika hasil pengukuran tekanan darah berada di bawah 90/60 mmhg. pada sebagian orang, kondisi ini tidak menimbulkan keluhan. namun, banyak juga yang merasakan gejala berupa pusing, lemas, bahkan pingsan. siapa pun bisa mengalami hipotensi, tetapi ada kelompok yang lebih berisiko, salah satunya adalah penderita diabetes. apa itu hipotensi? tekanan darah menggambarkan seberapa besar tekanan yang terjadi di pembuluh arteri saat jantung berdetak dan beristirahat. hasil pengukuran biasanya ditampilkan dalam dua angka: sistolik (angka atas): tekanan saat jantung memompa darah ke arteri. baca juga:hipotensi ortostatik: risiko tersembunyi dari pusing saat berdiri baca juga:waspada! anak juga bisa mengalami hipertensi, ini penyebabnya diastolik (angka bawah): tekanan ketika jantung beristirahat di antara detakan. kondisi normal berada di bawah 120/80 mmhg, tetapi tekanan darah bisa berubah sepanjang hari dipengaruhi oleh: posisi tubuh. pola napas. tingkat stres. aktivitas fisik. jenis makanan, minuman, atau obat-obatan. waktu dalam sehari (biasanya paling rendah pada malam hari). jika tekanan darah turun hingga di bawah 90/60 mmhg, maka kondisi tersebut digolongkan sebagai hipotensi. mengapa diabetes memicu hipotensi? penderita diabetes lebih rentan mengalami hipotensi postural (tekanan darah rendah saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring). hal ini disebabkan oleh neuropati otonom, komplikasi diabetes yang merusak saraf pada jantung dan sistem sirkulasi darah, sehingga tubuh kesulitan mengatur tekanan darah dengan baik. baca juga:faktor pemicu anak bisa mengalami hipertensi baca juga:hipertensi maligna: ancaman segera yang membutuhkan tindakan cepat cara mencegah hipotensi pada penderita diabetes untuk mengurangi risiko tekanan darah turun secara drastis, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan: cukupi kebutuhan cairan perbanyak minum air putih dan batasi konsumsi alkohol. alkohol dapat memicu dehidrasi, sedangkan air membantu menjaga volume darah tetap stabil. atur posisi tubuh dengan benar jangan terburu-buru berdiri dari posisi duduk atau berbaring. lakukan secara perlahan. jika terasa pusing, cobalah menyilangkan kaki atau meletakkan satu kaki di kursi lalu condongkan tubuh ke depan untuk membantu aliran darah kembali ke jantung. makan dengan porsi kecil batasi makanan tinggi karbohidrat (nasi, roti, pasta, kentang) yang bisa menyebabkan tekanan darah turun setelah makan. lebih baik makan dalam porsi kecil tetapi sering. baca juga:memahami ragam hipertensi: dari penyebab hingga tingkat keparahan baca juga:waspadai hipertensi pada anak: gejala tersembunyi yang perlu dikenali sejak dini manfaatkan kafein dengan bijak kopi atau teh berkafein dapat membantu meningkatkan tekanan darah bila diminum saat sarapan. namun, hindari konsumsi berlebihan sepanjang hari karena dapat menimbulkan dehidrasi dan mengurangi efektivitasnya. rutin berolahraga lakukan aktivitas fisik yang meningkatkan detak jantung selama 30–60 menit sehari, ditambah latihan ketahanan dua hingga tiga kali seminggu. hindari berolahraga di cuaca panas dan lembap untuk mencegah tekanan darah turun.

Tag

• # lifestyle
• # penyakit
• # hipertensi
• # kesehatan

Share

• 
• 
• 
• 
•