Stop Percaya Mitos! Ini Fakta Seputar Vaksin Flu yang Harus Kamu Tahu

OKU EKSPRES COM - Flu atau influenza termasuk penyakit yang sangat mudah menular. Virus ini menyerang saluran pernapasan, mulai dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Penularan flu biasanya terjadi melalui percikan air liur yang membawa virus dan terhirup orang lain.

Salah satu langkah pencegahan flu yang paling efektif adalah vaksinasi flu. Vaksin flu membantu menekan penularan virus influenza yang penyebarannya sangat cepat. Sayangnya, masih banyak orang yang enggan divaksin karena termakan mitos yang keliru.

Yuk, kenali beberapa mitos salah kaprah tentang vaksin flu berikut ini agar kamu tidak lagi ragu untuk melakukan vaksinasi:

1. Vaksin Flu Bikin Sakit Flu

Banyak yang mengira vaksin flu justru memicu flu. Faktanya, vaksin flu mengandung virus flu yang sudah tidak aktif, jadi tidak akan menimbulkan infeksi flu. Efek samping yang mungkin muncul hanya demam ringan dan itu pun jarang terjadi.

BACA JUGA:Waspada! Ini Kelompok Orang yang Paling Rentan Alami Komplikasi Flu Serius

BACA JUGA:Kenali Gejala Flu dan Cara Tepat Mengatasinya agar Tidak Semakin Parah

2. Anak-Anak Tidak Perlu Vaksin Flu

Ada anggapan bahwa anak-anak belum memerlukan vaksinasi flu. Padahal, anak-anak justru lebih rentan tertular flu karena sistem imunitas mereka masih berkembang.

Vaksin flu penting diberikan pada anak untuk mencegah penularan flu. Namun, bayi di bawah 6 bulan memang belum direkomendasikan menerima vaksin ini.

3. Ibu Hamil Tidak Boleh Vaksin Flu

Sebaliknya, ibu hamil justru dianjurkan untuk mendapat vaksin flu kapan saja selama masa kehamilan. Flu saat hamil bisa meningkatkan risiko komplikasi, baik bagi ibu maupun janin. Vaksin flu membantu melindungi ibu hamil dan bayi yang sedang dikandung.

4 . Vaksin Flu Bikin Imunitas Menurun

Mitos ini juga sering membuat orang ragu divaksin. Faktanya, vaksin flu justru membantu memperkuat perlindungan tubuh dari virus flu. Virus flu selalu bermutasi setiap tahun, sehingga vaksin flu tahunan membantu tubuh tetap memiliki antibodi yang sesuai.