Gelap Terang

Komisaris Utama Radio SS Ipik Suhartoyo memotong tumpeng untuk diserahkan kepada Ibu Endang Soetojo. istri pendiri SS almarhum Soetojo-Foto: Disway-Gus munir

Semua itu disiarkan secara live. Menegangkan. Apalagi ketika ada yang menelepon bahwa ia melihat motor itu sudah menyeberangi Jembatan Madura. Lalu ada info masuk berikutnya: lokasi motor sudah di Tanah Merah --satu desa antara Bangkalan dan Sampang.

Lalu ditemukan barang-barang kiriman yang dibuang di satu lokasi. Dan akhirnya tertangkap.

Hari itu saya ingin menuliskannya untuk Disway. Tapi saya harus wawancara dengan pemilik sepeda motor itu. Saya hubungi redaktur SS: minta nomor teleponnya. Diberi. Saya hubungi. Diterima tapi ditutup. Lalu tidak pernah menerima telepon lagi.

Saya pun tidak jadi menulis. Sayang sekali. Rupanya ia tidak ingin identitasnya diketahui secara detail. Apalagi status motornya. Di radio, wartawannya tidak perlu mengungkapkan detail sampai di situ.

BACA JUGA:Razia di Rutan Baturaja Temukan Barang Terlarang

BACA JUGA:Petani Geruduk Kantor AJB Bumiputera

SS lambang sukses untuk perburuan motor yang dicuri. SS berhasil mendapat kepercayaan tinggi dari publik. Begitu sering ada orang yang kehilangan motor lapornya ke SS. Lalu jadi objek pengejaran umum. Sering sekali berhasil ditangkap.

Tidak hanya motor. Kehilangan apa pun lapornya ke SS. Termasuk kehilangan anak.

SS telah menjadi media keluarga Surabaya. SS juga menjadi media yang berhasil menjadikan warga sebagai wartawannya. Di mana pun kejadiannya, SS menerima infonya. Lalu menyiarkannya. SS seperti media yang punya ribuan wartawan di satu kota.

Tentu secara bisnis juga sukses. Iklannya banyak. Gedungnya baru. Di lokasi yang mahal. Saya mengagumi arsitektur gedungnya yang empat lantai itu. Arsitekturnya industrial.

BACA JUGA:Bukan Cuma Segar, Air Kelapa Ampuh Jaga Kesehatan Jantung

BACA JUGA:Bukan Cuma Orang Tua, Anak Muda pun Rentan Serangan Jantung

Pendiri SS sudah lama meninggal dunia: Soetojo Soekomihardjo. Pun partner kreatifnya: Errol Jonathan. Kini SS di tangan generasi kedua. Kokohnya kian bertambah-tambah.

Sekarang ini direksi SS dipegang orang luar (baca: profesional). Anak-anak komisaris tidaak ada yang duduk sebagai direksi. Putra Soetojo, Wahyu Widodo, "hanya" jadi komisaris, bukan di jajaran direksi.

Kepolisian sangat terbantu oleh SS. Pencurian, penipuan, tindak kriminal sering terungkap. Pun wali kota Surabaya. Jalan berlubang, genangan air, macet, dan pelayanan umum yang lambat semuanya tersuarakan di SS.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan