Timnas Indonesia Dibantai Jepang 0-6, Bung Binder: “Skornya Tidak Wajar”

Pemain Jepang selebrasi usai cetak gol ke gawang Indonesia pada putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia di Suita City Football Stadium, Osaka, Jepang, pada Selasa, 10 Juni 2025. -Foto: Reuters-Gus munir
Ia menambahkan, meski kekalahan dari Jepang bisa dimaklumi mengingat perbedaan level, namun skor telak seperti ini tidak seharusnya terjadi, terlebih karena Indonesia kini juga diperkuat oleh pemain-pemain yang bermain di Eropa.
Timnas Indonesia datang dengan kepercayaan diri tinggi usai menang 1-0 atas China, namun permainan yang ditampilkan jauh dari harapan.
Tak ada satupun percobaan tembakan ke gawang, tidak mendapat sepak pojok, dan hanya sekali mengirim umpan silang ke kotak penalti Jepang — itupun datang dari Stefano Lilipaly menjelang menit ke-80.
BACA JUGA:Motif Pembunuhan di OKU, Dogol: Saya Kesal Diejek Terus
BACA JUGA:Puncak Haji Di Atas 95 Persen: Sesuai Target
“Kalau tidak ada yang salah, masa bisa kalah setelak itu?” cetus Bung Binder. Ia menilai, para pemain Indonesia seperti tidak memberikan tekanan berarti. Jepang seolah hanya sedang melakukan sesi latihan.
Meskipun para pemain Indonesia sudah mencoba bertahan dan menekan, semuanya tidak berjalan efektif karena tidak ada kesatuan permainan.
Mereka tampak kesulitan membentuk blok pertahanan yang rapi atau melakukan transisi yang baik.
“Saya jujur tak melihat ada bentuk taktik dari timnas Indonesia,” kata Bung Binder. Ia mengibaratkan pemain-pemain Indonesia seperti “menjaga telur” di belakang, yang akhirnya pecah berkali-kali ketika Jepang menyerang.
BACA JUGA:Wamen ATR/BPN: ICI 2025 Sangat Tepat untuk Dorong Investasi Infrastruktur
BACA JUGA:Bantah Adanya Penolakan LP Kasus Pelecehan
Strategi Jepang begitu sederhana namun efektif: oper bola ke pemain yang bebas, lalu pemain tersebut menunggu rekannya yang bergerak tanpa bola.
Biasanya ada dua atau lebih pemain yang bergerak secara bersamaan, dan itulah yang mengacaukan pertahanan Indonesia. Sebagian besar gol Jepang berasal dari pola ini, kecuali satu gol oleh Kamada yang mencetak lewat dribel sendiri.
Jepang unggul bukan hanya secara individu, tapi juga secara kolektif — mereka bermain dengan skema taktik yang solid, pressing tinggi, dan kesadaran ruang yang sangat baik.
Di sisi lain, Indonesia kesulitan melakukan serangan balik karena tekanan tinggi dari Jepang. Umpan-umpan kunci selalu gagal, banyak yang melenceng atau terlalu jauh dari target.